Terduga teroris itu merupakan pasangan suami istri dan telah diamankan Tim Densus 88.
Nyai, warga yang tinggal di depan rumah kontrakan pasutri tersebut mengatakan, penggerebekan dilakukan sekitar pukul 07.30 WIB. Sejumlah polisi bersenjata lengkap sudah berkumpul di lokasi itu sejak pagi hari.
"Jam 6 sudah muter lagi, terus jam 7, setengah 8 ditangkap. Polisi datang sampai 4 mobil, ke samping rumah kami, kami kan gak tahu," kata Nyai di lokasi, Senin.
Dia menjelaskan, saat penggerebekan, polisi menggedor pintu rumah kontrakan tersebut, lalu menangkap pasangan suami-istri itu. Tak ada perlawanan saat penggerebekan dilakukan.
"Iya, sepi. Cuma gedor aja (pintu). Polisinya banyak, puluhan. Yang ke sini (lokasi) 8 orang. Ada suami-istri, langsung ditangkap, diborgol, pakai masker. Suaminya pertama, pas udah lama baru istrinya (yang ditangkap), enggak bareng. Saya kaget, oh orang itu ditangkap," ujar Nyai.
Karmen, warga lainnya mengatakan, terdapat sejumlah barang juga yang diamankan polisi dari TKP.
"Lembaran buku-buku saya enggak tahu tadi seperti apa. Kami enggak boleh masuk dari jauh aja. Langsung dimasukkin dalam kotak," ujar Qurtubi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, pasangan suami-istri itu berinisial AR dan S.
Penggerebekan terduga teroris itu dilakukan lima lokasi di Bekasi, yaitu di Desa Karang Satria, Desa Tridaya Sakti (dua lokasi), di Jalan Raya Sumber Jaya di Tambun Selatan, dan Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Selain di Bekasi, penggerebekan terduga teroris juga dilakukan di Cilincing, Jakarta Utara.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Mabes Polri terkait rincian penggerebekan sejumlah terduga teroris tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/23/13425541/cerita-warga-tentang-penggerebekan-terduga-teroris-di-tambun-utara