“02:15 #Polri amankan 5 kendaraan ambulan milik Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di dekat Gardu Tol Pejompongan Jl. Gatot Subroto,” bunyi keterangan video yang diunggah di akun Instagram @TMCPoldaMetro.
Kamis pukul 06.10, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan informasi terkait mobil ambulans yang diamankan tersebut. Argo menyebut, polisi membawa mobil ambulans beserta para petugas medis ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan.
"(Mobil ambulans beserta sopir) diamankan di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan," ujar Argo.
Respons Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemudian merespon informasi soal mobil ambulans milik Pemprov DKI yang diamankan polisi tersebut. Anies mengatakan, hanya satu mobil ambulans milik DKI yang ditahan polisi. Ambulans lainnya milik Palang Merah Indonesia (PMI).
Anies memastikan, petugas kesehatan dalam mobil ambulans milik Pemprov DKI Jakarta bekerja sesuai prosedur. Ada tiga petugas dalam satu mobil ambulans milik Pemprov DKI yang terdiri dari seorang dokter, petugas paramedik, dan sopir.
"Kami berkeyakinan bahwa petugas-petugas ini menjalankan tugasnya sesuai dengan SOP yang ada," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Karena itu, Anies meminta masyarakat tidak buru-buru membuat kesimpulan terkait ambulans Pemprov DKI yang diamankan polisi itu.
"Mereka (petugas ambulans) berada dalam situasi tadi malam, situasi lapangan yang tidak sederhana, karena itu kita tidak usah terburu-buru untuk menyimpulkan apa pun," kata dia.
Anies bahkan mengapresiasi kinerja para petugas ambulans yang bekerja saat terjadi kerusuhan.
"Ada begitu banyak warga yang terselamatkan oleh kerja ambulans-ambulans ini. Dan harus dicatat bahwa mereka bekerja mengikuti SOP yang ada," ucap Anies.
Klarifikasi polisi
Kamis siang, polisi mengklarifikasi informasi terkait mobil ambulans yang diamankan tersebut. Argo menyebutkan barang bukti berupa batu, bensin, dan kembang api yang ditemukan di dalam sejumlah mobil ambulans tersebut adalah milik demonstran.
Para demonstran tersebut berusaha mencari perlindungan dalam mobil ambulans.
"Jadi anggapan dari Brimob, diduga mobil ini yang digunakan perusuh, tapi bukan. Perusuh masuk ke mobil untuk perlindungan," kata Argo.
Argo juga mengatakan, ambulans yang sempat ditahan jumlahnya enam unit. Ambulans-ambulans itu beserta petugas kesehatannya telah dikembalikan ke pihak PMI dan Pemprov DKI.
Dari enam mobil itu, lima unit ambulans milik Palang Merah Indonesia (PMI) dan satu unit milik Pemprov DKI Jakarta.
"Kami menyerahkan mobil ambulans kepada PMI dan Dinas Kesehatan DKI. Kami serahkan dengan perangkatnya. artinya dengan krunya. Tapi nanti kalau mau dimintai keterangan sebagai saksi, mereka sudah siap," ungkap Argo.
Polisi pun menetapkan tiga tersangka. Mereka dituduh telah menyembunyikan batu dan bensin di dalam ambulans di dekat Gardu Tol Pejompongan di Jalan Gatot Subroto.
Tiga tersangka berinisial AN, RL, dan YG. Mereka merupakan masyarakat sipil yang mengikuti aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pada Rabu lalu.
Para tersangka dijerat Pasal 170, 406, 212, dan 218 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Kicauan di Twitter soal mobil ambulans hilang
Berdasarkan pantauan Kompas.com Kamis pukul 17.30, kicauan di akun Twitter @TMCPoldaMetro terkait ambulans berisi batu dan bensin yang diamankan di dekat Gardu Tol Pejompongan di Jalan Gatot Subroto menghilang.
Sebelumnya, ada dua kicauan yang diunggah, yaitu pada Kamis pukul 02.16 dan 02.17 WIB. Kicauan itu juga turut mengunggah video yang menunjukkan dua mobil ambulans.
Argo meminta tak mempermasalahkan hilangnya kicauan tersebut. Menurut dia, informasi terkait ambulans itu juga masih bisa diakses di akun Instagram @TMCPoldaMetro.
"(Informasi itu) di Instagram (TMC Polda Metro), masih ada enggak dihapus. Itu kan tetap sama (informasinya)," kata Argo.
Permintaan rehabilitasi nama oleh Dinkes DKI
Setelah polisi mengklarifikasi informasi yang beredar di media sosial, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan dua permintaan kepada jajaran Polda Metro Jaya.
Permintaan pertama, Widyastuti berharap Polda Metro Jaya mengklarifikasi informasi yang beredar di media sosial terkait mobil ambulans yang diamankan karena ditemukan batu dan bensin. Hal itu bertujuan untuk rehabilitasi nama baik Pemprov DKI Jakarta.
"Perlu adanya klarifikasi dari pihak kepolisian atas pemberitaan dan kabar dari media sosial bahwa mobil ambulans milik Pemprov DKI memang tidak digunakan untuk mengangkut batu dan bensin seperti yang sudah diberitakan selama ini," kata Widyastuti.
Permintaan selanjutnya adalah mengembalikan mobil ambulans beserta petugas medis yang diamankan.
Widyastuti menyebut, Dinkes DKI Jakarta menerjunkan satu unit mobil ambulans beserta seorang dokter, seorang perawat, dan seorang sopir. Hal itu sesuai permintaan jajaran Polda Metro Jaya untuk membantu korban kerusuhan di Kompleks Parlemen Senayan.
"Kami di sini dalam rangka saling berkomunikasi, berkoordinasi untuk memohon pemulangan tim medis kita yang kemarin telah dimintai keterangan oleh pihak Polda Metro Jaya," ujar Widyastuti.
Kedua permintaan Dinkes DKI Jakarta itu telah dikabulkan jajaran Polda Metro Jaya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/27/09464051/kisah-batu-dan-bensin-dalam-mobil-ambulans-pemprov-dki