Salin Artikel

Plus Minus Keberadaan Kerang Hijau di Teluk Jakarta, Begini Faktanya

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerang Hijau merupakan biota laut yang sering ditemui di Teluk Jakarta. Biasanya, kerang hijau dipanen nelayan untuk dikonsumsi.

Namun, belakangan manajemen Ancol Taman Impian memanfaatkan kerang hijau sebagai sarana untuk membersihkan laut Jakarta.

Hewan bercangkang ini dianggap bisa menjernihkan air laut dengan memanfaatkan cara hewan ini mendapatkan makanan.

Kompas.com kemudian merangkum beberapa fakta mengenai kerang hijau di Teluk Jakarta. Berikut faktanya:

Satu kilogram kerang hijau mampu bersihkan 10 liter air laut dalam 1 jam

Manajer Konservasi PT Pembangunan Jaya Ancol Yus Anggoro Saputra mengaku telah menguji coba kemampuan kerang hijau dalam membersihkan air laut.

"Beberapa uji coba yang kami lakukan, 1 kilogram kerang hijau itu dapat memfiltrasi 10 liter air laut dalam waktu 1 jam," kata Yus di Ancol Taman Impian, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (8/10/2019).

Percobaan itu kemudian kembali dilakukan pihak Ancol pada Selasa siang. Mereka menyiapkan dua buah akuarium yang diisi dengan segalon air laut yang sangat keruh.

Lalu, di salah satu akuarium dimasukkan dua kilogram kerang hijau hidup.

Perlahan, "sihir" pun terjadi. Air laut yang ada di akuarium yang diisi kerang hijau berubah jadi jernih. Kurang lebih 45 menit waktu yang dibutuhkan kerang hijau untuk membersihkan air. Sementara di akuarium satunya, air tetap berwarna keruh dan kotor.

Kemampuan kerang hijau bersihkan air dari cara makannya

Peneliti Pencemaran Laut bagian Ekotoksikologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) Dwi Hindarti menjelaskan kemampuan kerang hijau untuk membersihkan air laut berasal dari cara makan biota bercangkang ini.

"Ada beberapa cara (kerang hijau makan) ya. Itu bisa filter feeder atau deposit filter," jelas Dwi.

Deposit feeder adalah biota laut yang mendapatkan nutrisi dengan cara memakan semua partikel yang mengendap di dasar laut.

Sementara filter feeder yaitu biota laut yang mendapatkan makanannya dengan menyaring air laut.

"Jadi semua yang ada di dalam air itu, yang melewati tubuhnya akan diserap dan diakumulasikan dalam tubuhnya (kerang hijau)," ucap Dwi.

Kedua sifat inilah yang membuat kerang hijau mampu membersihkan air laut yang ada di dalam akuarium seperti yang ditunjukkan oleh manajemen Ancol.

Bahaya jika dikonsumsi berlebihan

Kemampuan kerang hijau untuk memfilter air laut memiliki efek samping terhadap dagingnya. Dwi menjelaskan bahwa setiap partikel laut yang diserap oleh kerang hijau akan mengendap di tubuhnya.

"Semua yang ada di dalam air itu yang melewati tubuhnya akan diserap dan diakumulasikan dalam tubuhnya termasuk merkuri (logam berat)," tuturnya.

Berdasarkan penelitian Lipi pada tahun 2015 air dan sedimen laut yang terdapat di Teluk Jakarta sudah tercemar merkuri. Merkuri adalah salah satu jenis logam berat yang berbahaya jika mengendap si tubuh manusia.

Dalam penelitian Lipi lainnya, terbukti bahwa daging yang ada pada kerang hijau dari Teluk Jakarta benar telah terkontaminasi logam berat.

"Berdasarkan penelitian, distribusi logam berat di tubuh kerang pada umumnya dia ada. Dalam isi perut paling tinggi secara signifikan," ucap Dwi.

Konsumsi berlebihan bisa timbulkan berbagai penyakit

Dwi menyampaikan, jika terus menerus mengonsumsi kerang hijau yang terpapar merkuri bisa membahayakan bagi tubuh manusia.

"Bisa merusak saraf, bisa kerusakan otak, penghambatan pertumbuhan, organ reproduksi dan juga bisa kerusakan DNA  juga," Kata dia.

Efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi kerang hijau yang terpapar logam berat tidak langsung terasa. Logam berat itu akan mengendap dan terakumulasi di dalam tubuh.

Saat endapan logam berat dalam tubuh manusia banyak, itulah yang bisa mendatangkan penyakit-penyakit tersebut.

Akan tetapi, Dwi tidak menyarankan warga untuk total berhenti mengkonsumsi kerang hijau karena hewan tersebut mengandung protein tinggi.

Ia lalu memberi trik agar mengurangi paparan merkuri pada kerang hijau, yakni dengan membuang isi perut dari kerang hijau.

"Tapi ya sebaiknya dibuang lah, walaupun jadi tinggal sedikit dagingnya," ucap Dwi.

Ancol butuhkan 450 ton kerang hidup untuk bersihkan laut

Yus menjelaskan bahwa Danau air laut yang dimiliki Ancol dapat menampung 110 juta liter air laut. Berdasarkan perhitungan manajemen Ancol, setidaknya mereka membutuhkan 450 ton kerang hijau hidup untuk membersihkan air laut.

"Nah kerang hijaunya itu kan kami tidak bisa beli hidup. Harus kami tumbuhkan sehingga dia bisa berkembang biak secara alami," ujar Yus.

Cara mereka menumbuhkan berton-ton kerang hijau tersebut adalah dengan menebar kulit kerang hijau di dasar danau. Cangkang kerang itu diperlukan sebagai media tempat kerang hijau hidup dan berkembang.

Untuk diketahui, dasar dari perairan Ancol kebanyakan terdiri dari lumpur. Sementara, kerang hijau butuh tempat untuk menempel agar bisa tumbuh dan berkembang.

Cangkang yang ditebar pihak Ancol itu lah yang dijadikan sebagai tempat menempel bagi kerang hijau. Dijelaskan Yus bahwa satu cangkang maksimal bisa menghasilkan 10 kerang hijau baru.

"Tidak hanya si kulit kerang, tapi kami ada rooster yang kami susun melingkar. Kami harapkan itu juga sebagai media tumbuh," jelas Yus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/09/08244841/plus-minus-keberadaan-kerang-hijau-di-teluk-jakarta-begini-faktanya

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke