Salin Artikel

Kisah Para Penjahit Keliling Mencari Rupiah di Perumahan Elite Meruya...

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir saban hari Tohirin sibuk mencari pakaian para pelanggannya yang dijahitnya.

Tohirin yang berprofesi sebagai penjahit keliling harus mengingat dan memastikan pakaian yang dijahitnya tidak tertukar ketika diserahkan kepada pelanggan.

"Ini ya yang celana? Warna hitam kan celananya? Yang kemarin robek sama kecilin pinggang aja kan?" ucapnya kepada salah satu pelanggan di Jalan Taman Palem Raya, Perumahan Vila Meruya, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (15/10/2019).

"Iya benar yang itu, udah rampung belum bang?" tanya si pelanggan.

"Sudah, ini," jawab Tohirin sambil memberikan celana yang telah dijahitnya.

Sejak kira-kira pukul 08.30 WIB, Tohirin bersama penjahit keliling lainnya, yakni Arief, Fajar, dan Paijo, sudah mangkal di kawasan Perumahan Vila Meruya.

Tohirin mengaku sudah belasan tahun menjadi penjahit keliling atau yang populer disebut tukang permak levis. Tepatnya pada 2003 lalu dia mulai menjajal profesi ini.

"Banyak teman-teman di sini, kami bersatu dan tekun, ya kalau saya sih sejak 2003 jadi tukang jahit keliling," ucapnya kepada Kompas.com.

Dari kontrakannya yang berada di Gang Jengkol, Joglo, Jakarta Barat Tohirin berkeliling hingga ke kawasan Meruya. Dia akhirnya memutuslam mangkal di Komplek Vila Meruya sejak tiga tahun lalu.

"Cuma begini ya, ada beberapa dulu jarang mangkal pada keliling di Meruya, Joglo, Larangan, Kreo kan tinggal saya tinggal di Al-Mubarok Gang Jengkol, lama-lama di sini saja pada nongkrong. Biar pelanggan enggak susah cari," ucap Tohirin.

Dari menjahit, Tohirin dapat memiliki penghasilan hingga Rp 150.000 dalam sehari. Bila orderan sedang ramai, penghasilan bisa lebih dari itu.

"Kalau di sini enggak nentu ya, alhamdulillah kami di sini berenam orangnya. Ya dapatlah buat keluarga," tambah Tohirin.

Jenis pelanggan yang datang untuk menjahit pun beragam, ada yang hanya menambal celana robek, memasang resleting, hingga mengecilkan lingkar pinggang.

Semua dikerjakannya dengan tekun, sabar. Setiap pelanggan yang datang, Tohirin dengan sigap melayani.

Sebelum menjadi tukang jahit keliling, Tohirin juga pernah menjadi loper koran di kawasan Sudirman dan pedagang asongan di Cengkareng.

Para penjahit keliling yang mangkal di lokasi komplek tersebut tidaklah gratis. Setiap bulan, mereka harus membayar uang keamanan dan kebersihan kepada sekuriti dan ormas sekitar yang nominalnya mencapai Rp 100.000.

Menularkan keahlian ke teman

Dikenal sebagai penjahit yang cukup senior membuat Tohirin tak segan berbagi pengalaman dan menularkan keahlian yang dimilikinya kepada orang lain.

Arief misalnya. Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang keliling itu berbelok haluan menjadi tukang jahit karena Tohirin.

"Awalnya emang kerja di tukang jahit sama bos, tapi saya coba peruntungan jadi tukang buah. Waktu itu Tohirin beli buah saya, saya nanya-nanya lah dan mau lagi mencoba jadi tukang permak," ucap Arief.

Arief pun memberanikan diri merintis profesi sebagai penjahit keliling.

Dari hasil menjahit, Arief mampu mendapatkan pendapatan mencapai Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per hari.

"Enggak mesti. Namanya permak, ya kalau lagi rame ya lumayan, kalau lagi sepi ya begitulah, yang penting tekunin, terima, sabar juga. Kita niatnya kan cari makan buat keluarga," ucap penjahit asal Batang ini.

Bersama Tohirin, Arief sehari-hari melayani pelanggan yang membawa pakaiannya untuk dijahit.

Namun, tidak semua pakaian diterimanya untik dijahit. Sebab untuk jenis jaket tebal hingga tas ada juga yang tidak bisa digarap oleh mesin jahitnya.

"Kalau tiap hari semua dipegang namanya tukang permak. Kayak resleting, yang penting mesin masih mampu. Cuma enggak bisa kayak tas tebal, kayak bangsa terpal, jaket kulit enggak terima, sebab enggak kuat mesinnya. Selain itu masih mampu," ucap Arief.

Dari hasil jahit permak keliling, Arief bisa mengumpulkan uang untuk keluarga di kampung, juga untuk membayar kontrakan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/15/16450271/kisah-para-penjahit-keliling-mencari-rupiah-di-perumahan-elite-meruya

Terkini Lainnya

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke