Salin Artikel

Anak Penusuk Wiranto di Pandeglang Dirawat di Rumah Aman Kemensos

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak terduga teroris yang menusuk Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Padeglang, Banten, Kamis (10/10/2019), saat ini, dirawat di Rumah Aman milik Kementerian Sosial.

Anak perempuan berinisial R tersebut ditangani oleh tim pekerja sosial beserta psikolog.

"Sekarang, yang anak penusukan ada di sini. kita akan rehabilitasi, kita khawatir terpapar dengan paham radikalisme," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto, saat ditemui di Rumah Aman Kemensos, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019).

Edi menambahkan, sebagai langkah pertama, pihaknya perlu melakukan assesmen guna mengetahui sejauh mana R memiliki pemahaman dan kecintaan terhadap NKRI.

Petugas harus berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap hal tersebut.

Oleh sebab itu, saat ini R dirawat terpisah dengan anak-anak sebagai adaptasi.

Proses itu akan berlangsung hingga R memiliki pandangan yang sama dengan teman sebayanya, yakni cinta terhadap NKRI.

"Anak itu hanya sebagai korban, bukan pelaku. Kita harus optimis agar mereka kembali memiliki pemahaman tentang NKRI," ujar Edi.

"Untuk terapi di awal, kita pisahkan sampai dia memiliki adaptasi yang bagus. Kita lakukan tes dulu seperti kecintaan dia dengan NKRI, mengucapkan salam, dan lainnya. Setelah terjadi perubahan perilaku baru kita satukan," tambah dia.

Tak mudah melakukan perawatan terhadap anak-anak yang telah terpapar paham radikalisme. Kesulitan terjadi seperti saat pihaknya merawat anak-anak terduga teroris bom di Surabaya.

"Anak-anak korban terorisme di Surabaya itu sudah berbulan-bulan dirawat. Sekarang, sudah mengalami kemajuan," ujar Edi.

"Sebelumnya, tidak mau mengucapkan salam, tidak mau menyanyikan Indonesia Raya, tidak mau menyatakan Pancasila dan bahkan tidak mau bermain dengan sebayanya dan menganggap yang lain kafir. Sekarang, setelah dirawat mereka mau bermain dengan teman-temannya," tambah Edi.

Saat ini, pihaknya masih didampingi kepolisian dalam melakukan pemantauan terhadap R. Proses assesmen dilakukan hingga 6 bulan ke depan.

"Setelah diantar tim densus kita lakukan asesmen didampingi oleh Polda dan kita sudah lakukan pendekatan, kita datangkan pekerja sosial," ujarnya.

Lebih lanjut, Edi menuturkan terdapat 12 orang lainnya yang merupakan anak-anak terduga pelaku terorisme.

Mereka masih akan dirawat hingga sembuh dari paparan radikalisme sebelum dipulangkan kembali.

"Maksimum, kita lakukan assesmen selama enam bulam. Setelah kondisi lingkungan sudah kondusif, kita kembalikan ke lingkungan," kata Edi. (RANGGA BASKORO)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Anak Terduga Teroris yang Menusuk Wiranto di Padeglang Dirawat di Rumah Aman Kemensos".

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/17/09184101/anak-penusuk-wiranto-di-pandeglang-dirawat-di-rumah-aman-kemensos

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke