Salin Artikel

Slankers Jawa Tengah yang Terlunta di Bekasi Hanya Bawa Rp 50.000 Saat Berangkat ke Jakarta

Mereka kehabisan ongkos pulang setelah menyaksikan band kesayangan mereka beraksi di konser "Musik untuk Republik" untuk merayakan pelantikan presiden dan wakil presiden RI 2019-2024 di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2019). Konser ini dihadiri Presiden RI Joko Widodo.

Yusuf Maulana (14), salah satu slankers itu mengaku hanya membawa duit Rp 50.000 ketika ia berangkat ramai-ramai dari kediamannya di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (16/10/2019) lalu.

Dari sana, mereka menumpang truk secara estafet hingga Cikampek, Jawa Barat. Nekat saja, cuma itulah modal tersisa yang melekat pada mereka selain duit yang amat terbatas itu.

"Dari Cikampek naik kereta ke (Stasiun Pasar) Senen, Rp 13.000. Habis itu naik truk lagi ke Cibubur," ucap Yusuf kepada Kompas.com menggunakan bahasa Jawa, Senin sore.

Sore itu, Yusuf dan puluhan teman lainnya sudah berada di kantor Dinas Sosial Kota Bekasi. Mereka tampak bergembira dengan suguhan nasi plus mi instan dan sedikit lauk yang dilengkapi dengan es buah sebagai menu santap.

"Makan woy, makan, makan!" seru mereka.

Beberapa dari mereka kemudian minta tambah porsi makan itu.

"Belum makan dari kemarin," ujar Yusuf yang mengaku bekerja sebagai pembatik di kediamannya.

Total, ada 63 Slankers yang ditampung sementara di kantor Dinsos Kota Bekasi pada Senin sore. Ada yang berasal dari Indramayu, Jawa Barat.

Paling banyak berasal dari Pekalongan, kemudian Jepara, Batang, Kendal, dan Demak. Seluruh 63 anak muda itu di bawah umur, laki-laki maupun perempuan.

Seorang lainnya dari mereka mengatakan, setiap kepala slankers butuh Rp 6.000 lagi untuk bisa menumpang kereta api dari Stasiun Bekasi ke Cikampek.

Nanti, dari Cikampek, mereka akan menumpang truk lagi hingga sampai ke kediaman masing-masing.

"Saya dari Demak. Rata-rata dari Pekalongan," ucap Kapet.

"Memang naik truk terus. Namanya juga estafet," ia menambahkan.

Dia pun menampik jika ia dan teman-temannya bakal berbuat onar selama tidak memiliki ongkos pulang. Ditanya soal kegemaran menenggak ciu, mereka menjawab, "Enggak suka!".

Kepala Dinsos Kota Bekasi, Ahmad Yani menyebutkan bahwa mereka mau tak mau pulang malam ini. Jumlah mereka yang begitu gemuk tak memungkinkan untuk menginap.

Dinsos Kota Bekasi kemudian membagikan uang Rp 20.000 serta makan dan minum untuk tiap anak.

"Karena sudah diongkosin pulang, melihat tidur di sini juga enggak mungkin, mau enggak mau malam nanti mereka pulang. Mungkin mereka mau naik bis atau kereta api, dari sini kan dekat ke terminal. Biar jalan lah anak muda," ujar Ahmad Yani kepada Kompas.com, Senin sore.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/21/19280101/slankers-jawa-tengah-yang-terlunta-di-bekasi-hanya-bawa-rp-50000-saat

Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke