Salin Artikel

Syamsudin Ilyas Dedikasikan Diri dengan Dirikan Kelas Jurnalis Cilik untuk Anak Pesisir

JAKARTA, KOMPAS.com - Berangkat dari latar belakangnya sebagai anak pesisir dan jurnalis, Syamsudin Ilyas mendirikan Kelas Jurnalis Cilik (KJC) di Cilincing, Jakarta Utara.

Tujuannya sederhana, yakni menyalurkan ilmu jurnalistiknya dan mencegah anak-anak pesisir tenggelam dalam kenakalan yang sia-sia.

Ide membuat KJC sudah muncul saat Ilyas masih aktif menjadi pewarta foto di harian Rakyat Merdeka. Namun, karena kesibukannya sebagai jurnalis, ide itu baru terealisasi April tahun lalu.

Dalam merajut ide ini, Ilyas dibantu oleh Satriawan, mantan karyawan Sirkulasi Kompas Gramedia dan beberapa orang lainnya.

Namun, satu persatu rekan Ilyas gugur lantaran tidak ada uang yang dihasilkan dari KJC yang sifatnya gratis.

Tersisa lah Ilyas dan Satriawan yang memperjuangkan keberlangsungan kelas jurnalistik bagi anak-anak pesisir tersebut.

Meski demikian, menghadirkan sesuatu yang baru di tengah masyarakat perkampungan bukan pekerjaan mudah. Ilyas bahkan sempat mendapat pandangan miring dari warga sekitar.

"Warga bilang kenapa ini anak-anak diajak buat main media sosial, foto-foto dan lain-lain," kata Ilyas saat ditemui Kompas.com di Cilincing, Jakarta Utara.

Begitu pula yang terjadi saat ia meminta ketua RT dan RW untuk mengajak anak-anak di kampungnya itu mengikuti kelas jurnalistiknya.

Ada yang sekadar mengiyakan saja tanpa benar-benar dilakukan. Namun, ada juga yang melihat niat baik Ilyas dan mengajak anak-anak ikut berpartisipasi.

Ketertarikan anak-anak usia SD baru muncul ketika kelas mingguan Ilyas mulai berjalan. Kelas terbuka yang berada di tengah-tengah aktivitas warga menarik hati mereka, terlebih ketika kegiatan praktik dimulai.

Praktik jurnalistik memang jadi daya tarik utama di KJC. Oleh karena itu, Ilyas memberi porsi lebih untuk praktik lapangan, yakni sekitar 60 persen dari total materi.

Adapun materi dari KJC memang disusun sendiri oleh Ilyas. Materi itu ia susun berdasarkan pengalamannya sebagai wartawan dan pembelajaran ketika mengikuti kelas Galeri Foto Jurnalistik Antara.

Di bulan pertama, anak-anak akan diberi materi seputar penulisan dan teknik reportase di lapangan.

"Ya mengenai 5 W + 1 H, terus reportase di lapangan. Kan kalau jurnalis enggak mungkin sekedar motret-motret doang, haru ada sesuatu yang disampaikan," ujar Ilyas.

Di bulan kedua anak-anak mulai disuruh untuk terjun ke masyarakat. Mereka akan dibekali kardus yang bagian tengahnya dibolongi.

Kardus itu berfungsi sebagai pengganti kamera bagi anak-anak. Tujuan awalnya ialah untuk menumbuhkan keberanian mereka saat meliput sesuatu.

"Bulan ketiga langsung hunting pakai kamera. Jadi mereka reportase dulu, wawancara sebelum foto-foto, jadi di situ melatih mental mereka," tutur Ilyas.

Sejak tahun 2018, Ilyas sudah dua kali menggelar KJC. Dalam gelaran KJC yang pertama, karya anak-anak dipamerkan di sepanjang Jalan Karya Baru, Cilincing.

Dari pameran tersebut, hasil karya anak-anak pesisir itu kemudian dipamerkan dalam ajang pameran foto berskala nasional di Museum Jakarta dan berskala internasional di Jakarta Internasional Photo Festival (Jipfest)

Khusus untuk Jipfest, awalnya Ilyas menolak ikut serta lantaran membutuhkan dana besar. Namun, pihak panitia menyarankam agar KJC menggalang dana melalui media sosial.

Secara mengejutkan, begitu banyak warga yang menyumbang agar karya anak-anak pesisir itu bisa nampang di pameran internasional.

Dalam dua hari uang sebesar Rp 5.200.000 terkumpul dari donasi tersebut. Ilyas dan Satriawan lalu merangkum foto para jurnalis cilik dari Cilincing dalam bentuk buku berukuran besar.

Keberhasilan Ilyas membawa anak-anak Cilincing ke pentas Internasional akhirnya membuat hati masyarakat sekitar luluh. Mereka berbondong-bondong mendaftarkan anaknya ke KJC sesi dua yang dimulai pada April 2019 lalu.

Bahkan, kelas Ilyas tak hanya dihadiri oleh anak-anak Cilincing. KJC 2019 juga diikuti oleh dua orang siswa SD asal Tebet.

"Rasanya gimana gitu ketika orang kaya jauh-jauh datang datang nganterin anaknya ke sini setiap minggu," ujar Ilyas.

Selain itu KJC juga mendapatkan donasi kamera layak pakai oleh orang-orang yang peduli dengan kegiatan tersebut. Total mereka mendapatkan lima kamera DSLR, empat kamera kantong, lima kamera analog, dan sejumlah alat-alat pendukung lainnya.

Mahasiswa-mahasiswa dari berbagai kampus juga turut andil membantu terlaksananya KJC dengan ikut mengisi kelas-kelas mingguan mereka.

Hambatan justru datang dari pemangku wilayah setempat. Terkenalnya KJC membuat pejabat sekitar khawatir kekumuhan kampung mereka jadi sorotan media.

Mereka terus berusaha membujuk Ilyas agar tidak membuka kelas di dekat tumpukan-tumpukan sampah yang ada di sana.

"Bahkan sehari sebelum pameran juga masih dibujuk, 'Mas jangan diadain di sini, tempat lain aja.' Tapi saya maunya tetap di sini. Pagi pas mau pameran diturunin semua tuh PPSU buat bersih-bersihin," tutur Ilyas.

Akan tetapi hambatan itu tidak digubris oleh Ilyas. Dengan bantuan masyarakat sekitar, pameran KJC jilid II pun berhasil dilakukan mereka di pengedokan kapal yang ada di Jalan Kalibaru Barat. Pameran itu bahkan dibuka oleh Walikota Jakarta Utara.

Dalam kesempatan itu, KJC juga merilis buku angkatan pertama yang dipamerkan di Jipfest.  Buku ini diberi judul "My Eyes My World." Buku ini dapat dipesan melalui akun Instagram @kelasjurnaliscilik1.

Saat ini, KJC tengah berisitirahat sambil mempersiapkan kelas angkatan ketiga tahun depan.

"Angkatan ketiga ingin lebih menekankan ke penulisan berita. Kalau dua angkatan sebelumnya kan pameran cuma foto, terus anak-anak yang menjelaskan ke pengunjung reportase dari foto tersebut," kata Ilyas.

Ilyas menargetkan, KJC angkatan ketiga di bulan April 2020. Ia berharap gelaran KJC tahun depan bisa didukung oleh pemerintah setempat agar kegiatan mereka bisa semakin lebih baik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/23/18191671/syamsudin-ilyas-dedikasikan-diri-dengan-dirikan-kelas-jurnalis-cilik

Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke