Jika Jakarta memiliki Kereta Commuter Line, Moda Raya Terpadu (MRT), hingga Lintas Rel Terpadu (LRT), ibu kota Thailand, yakni Bangkok juga menyediakan tranportasi massal berupa MRT dan BTS (Bangkok Mass Transit System) Skytrain.
Keduanya mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. MRT Bangkok memiliki 18 stasiun yang seluruhnya berada di bawah tanah.
Sedangkan BTS Skytrain seluruh stasiun dan lintasannya berada di jalur layang.
Jika ke Bangkok, turis tidak perlu khawatir kesulitan menemukan transportasi umum berbasis rel ini.
Pasalnya, BTS Skytrain yang sudah dibangun sejak 20 tahun silam ini, memiliki 43 stasiun yang melewati kawasan Timur, Utara, hingga Pusat Bangkok.
BTS Skytrain bisa diandalkan karena melewati wilayah-wilayah favorit wisatawan.
Bersama rombongan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Kompas.com menjajal BTS Skytrain ini.
Mulanya, perjalanan diawali dari Stasiun Saphan Thaksin di seputaran daerah Bang Kho Laem atau pasar Asiatique dengan tujuan Stasiun Ha Yaek Lat Phrao.
Hanya dengan merogoh saku sebesar 44 bath atau Rp 20.300 (perkiraan kurs 1 bath = Rp 463), kami masing-masing mendapatkan satu kartu single journey card atau kartu harian.
Untuk harga tiket sebenarnya bervariasi dari 15 hingga 50 bath (Rp 6.900 hingga Rp 23.150).
Tidak sulit untuk membeli tiket ini karena terdapat bacaan dan tulisan bahasa Inggris bagi turis yang tak mengerti bahasa Thailand.
Ada dua pilihan bagi calon penumpang untuk membeli tiket, bisa melalui vending machine maupun langsung kepada petugas di loket.
Saat itu, kami memilih membeli langsung di loket.
Di masing-masing gate untuk tap in, terdapat petugas yang bersiaga membantu calon penumpang yang kesulitan melakukan tap in maupun untuk memeriksa barang bawaan.
Gate masuk yang digunakan di stasiun BTS Skytrain mirip dengan yang dipakai di MRT Jakarta.
Hanya saja palangnya berbeda warna. BTS Skytrain menggunakan palang berwarna abu-abu tua, sedangkan MRT Jakarta menggunakan kaca bening yang tebal.
Stasiun BTS Skytrain dipenuhi banyak iklan baik yang terpasang di dinding stasiun maupun di tiang-tiang.
Menunggu BTS Skytrain tak memerlukan waktu yang lama. Jaraknya hanya sekitar 10-15 menit.
Lagi-lagi badan kereta juga kerap dipasangi iklan baik produk hingga iklan film.
Interior kereta
Kesan nyaman bisa langsung dirasakan ketika menaiki BTS skytrain. Meski sudah ada sejak lama, interiornya terawat dengan sangat baik.
Bangku yang didominasi dengan warna kuning masih mencolok mata. Tempat duduknya juga masih sangat empuk.
Petunjuk jalan dan peta terpampang jelas di atas pintu untuk memudahkan penumpang.
Sebenarnya interior di dalam kereta tak jauh berbeda dengan yang dimiliki oleh MRT dan LRT Jakarta.
Satu hal yang cukup berbeda dengan kereta berbasis rel di Jakarta adalah ruang yang cukup besar pada tiap sisi gerbong kereta.
Di tempat duduk bagian tengah setiap gerbong kereta dikosongkan pada salah satu sisi dan tidak terdapat bangku. Sehingga penumpang harus berdiri.
Hal ini memang cukup memudahkan jika ada penumpang yang memakai kursi roda.
Pegangan kereta juga terasa nyaman didominasi warna abu-abu.
Sayangnya jarak antara satu tiang dan tiang lainnya di dalam kereta cukup berdekatan hingga sering kali menghalangi gerakan penumpang.
Dari segi kinerja kereta, terasa cukup mulus saat berjalan meski beberapa kali adanya rem mendadak.
Secara keseluruhan, bepergian menggunakan BTS skytrain di Bangkok sangat nyaman dan mudah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/29/11562481/menjajal-kereta-layang-di-bangkok-nyaman-dan-mulus