Anies menyebut cara kerja semacam itu sebagai "do it the lazy way".
Hal itu disampaikan saat Anies memberikan arahan dalam pembahasan rancangan KUA-PPAS 2020 pada 23 Oktober lalu. Pengarahan Anies ini kemudian ditayangkan kanal Youtube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Kaitannya dengan penyusunan anggaran, Anies ingin agar jajarannya bisa seirama dengan visi yang ia bangun, yakni berkeadilan.
Ia menyoroti paradigma penyusunan anggaran yang "asal ada".
"Membuat anggaran juga begitu (asal jadi). Tujuannya keadilan, lupakan dulu, yang penting ada anggaran. Nanti pas anggarannya dilihat, baru kaget-kaget Bapak dan Ibu sekalian," ucap Anies sebelum membedah beberapa pos anggaran belanja dalam rancangan KUA-PPAS 2020 yang tidak masuk akal.
Anies menjelaskan, setiap pos anggaran yang direncanakan mesti diawali dengan pertanyaan, "siapa mendapat apa, mengapa, kapan, di mana, dan sebesar apa?" guna menerjemahkan visi berkeadilan yang ia tetapkan.
"Semua anggaran, Bapak dan Ibu harus bisa jelaskan, ini manfaat untuk publiknya apa, siapa dapat apa harus bisa jelaskan," ujar dia.
Anies mengaku datang sebagai gubernur yang mengemban mandat mewujudkan keadilan sosial. Jajarannya mesti bantu mewujudkan lewat bekal pengalaman.
Namun, kerapkali visi tersebut tenggelam karena perencanaan anggaran asal jadi, mengikuti tahun sebelumnya.
Apabila itu terjadi, Anies tak segan mencopot.
"Kalau malas dan asal jadi, saya terpaksa harus mengeluarkan dari barisan. Kenapa, karena barisannya yang harus kerja betulan. Kita kerjakan sama-sama. Kalau ada yang tidak mau ikut mandat ini, jangan berada di barisan ini," Anies mengungkapkan.
"Ini banyak anggaran-anggaran yang sudah harus dilakukan penyesuaian, pemotongan, karena tidak sinkron antara keinginan kita dan rencana," imbuhnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/31/05070661/anies-ancam-copot-jajarannya-yang-kerja-asal-jadi-termasuk-dalam