Salin Artikel

Kondisi Kali Gubuk Genteng, Menghitam dan Penuh Kotoran Manusia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Kali Gubuk Genteng yang berada di Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, sangat memprihatinkan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Jumat (1/11/2019), aliran yang membatasi Kelurahan Sukapura dengan Kelurahan Semper Barat itu tampak keruh berwarna kehitaman.

Air di kali itu juga tak mengalir. Mirisnya, banyak kotoran manusia yang mengambang di kali yang airnya dangkal tersebut.

Jika ditelusuri dari Jembatan Semper, Kali Gubuk Genteng yang memiliki lebar kira-kira 10 meter itu mengalami penyempitan ketika aliran air memasuki permukiman warga di Gang Bambu.

Kondisi terburuk tampak di lokasi bekas pembongkaran bangunan yang dilakulan oleh Kelurahan Semper, Jumat pagi tadi. Lebar kali di daerah ini kurang dari satu meter lantaran tertutup fondasi bangunan dan puing-puing bekas pembongkaran.

Yasin (35), seorang warga setempat, mengatakan bahwa penyempitan kali mulai terjadi beberapa puluh tahun lalu saat Kawasan Berikat Nusat (KBN) Cakung ramai aktivitas.

"Tahun 1990-an ada kali," kata Yasin kepada Kompas.com di pinggir Kali Gubuk Angke.

Penyempitan itu terjadi akibat warga banyak membangun rumah kontrakan untuk ditempati warga yang beraktivitas di KBN.

Selain mengokupasi aliran kali, limbah dari rumah kontrakan juga mencemari kali karena bangunan rata-rata tidak dilengkapi septic tank. Demikian pula dengan WC umum yang langsung mengalirkan kotoran ke kali.

"WC umum untuk kontrakan. Rumah pribadi mah pakai septic tank," kata Yasin.

Warga yang tinggal di bantaran kali Yati Maryati (50) mengatakan, lingkungannya menjadi langganan banjir tiap kali musim hujan.

Sebab, aliran kali yang sangat sempit sering tidak mampu menampung air sehingga menggenangi rumah warga.

"Gimana lagi, udah begitu kondisinya, tiap hujan banjir bisa sampai sedengkul," tutur Yati.

Sebelumnya, Kelurahan Sukapura menertibkan bangunan liar yang berdiri di aliran kali Gubuk Genteng, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (1/11/2019).

Kepala Seksi Pemerintah, Ketenteraman, dan Ketertiban Kelurahan Sukapura Aries Purnomo mengatakan penertiban itu sesuai dengan Perda nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Terkait penertiban tersebut, Aries mengaku telah menyosialisasikan hal tersebut ke pemilik bangunan.

Namun, para warga terkendala keuangan dan tenaga dalam membongkar bangunan tersebut hingga akhirnya pihak kelurahan membantu membongkar bangunan tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/01/18240121/kondisi-kali-gubuk-genteng-menghitam-dan-penuh-kotoran-manusia

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke