Salin Artikel

Riwayat Gedung Hailai Ancol, Ladang Uang DKI Zaman Ali Sadikin yang Sudah 4 Kali Terbakar

JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Hailai, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara luluh lantah setelah terbakar pada Senin malam (4/11/2019) lalu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, dinding bagian dalam gedung menjadi hitam pekat akibat bekas jilatan api. Puing-puing triplek, kayu hingga batu berceceran di tanah.

Saluran udara yang tadinya menggantung di langit-langit kini menjuntai ke lantai. Terlihat pula sejumlah genangan air bekas proses pemadaman oleh petugas pemadam kebakaran Jakarta Utara.

Sebagai informasi, Gedung Hailai merupakan salah satu saksi sejarah pembangunan Ibu Kota. Gedung ini dibangun di zaman Gubernur Ali Sadikin.

Berdasarkan berbagai pemberitaan dari Kompas, Ali Sadikin membangun Hailai pada tahun 1969. Kala itu Hailai dibangun untuk mendongkrak anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta di sektor perjudian.

Pasalnya, saat pertama kali Ali dilantik sebagai gubernur oleh Soekarno, APBD DKI kala itu hanya Rp 66 juta. Angka yang mustahil digunakan untuk membangun Jakarta.

Akhirnya Bang Ali melegalkan perjudian dan menarik pajak darinya untuk masuk APBD.

Nama Hailai sendiri berasal dari olahraga Jai Alai yang digemari bangsa Spanyol, Amerika Latin, dan Filipina kala itu.

Olahraga ini dimainkan dengan melemparkan pelonta (bahasa Spanyol bola) oleh pelontaris (pemain Jai Alai) sekeras-kerasnya ke dinding untuk ditangkap lawan.

Pembangunan Gedung Hailai dilakukan oleh PT Philindo Sporting Amusement and Tourism Corp, anak perusahan bersama dari PT Pembangunan Jaya Ancol dengan Seven Seas Finance and Trade Corporation Manila.

Pembangunan komplek Hailai dengan luas 550 hektar ini memakan biaya 1,5 juta dollar Amerika dengan model investasi 50-50.

Gedung ini diresmikan pada 17 Mei 1971 oleh Menteri Perhubungan Frans Seda. Pemain Hailai didatangkan dari Amerika dan Filipina oleh pengelola dengan bayaran 200- 500 dollar Amerika setiap bulannya.

Olahraga sekaligus perjudian ini disambut baik oleh wisatawan. Terbukti dalam sehari Hailai meraup omzet Rp 12,5 juta.

Di masa kejayaannya tersebut, pada 3 Oktober 1972, Gedung Hailai sempat terbakar. Dari hasil penyelidikan Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya (saat ini Polda Metro Jaya) ada oknum yang membakar lokasi tersebut.

Namun, masa keemasan Hailai berakhir di tahun 1981 saat judi kembali diharamkan di Jakarta. Penutupan ini sempat memunculkan gejolak saat para buruh kasino terpaksa kehilangan pekerjaan.

Sementara itu, Gedung Hailai sempat beralih fungsi menjadi tempat untuk ring tinju. Gelaran berbagai kejuaraan tinju, antara lain Piala Sentot II, Kejuaraan Tinju Nasional Tinju Yunior IV,  pernah berlangsung di sini.

Beberapa tahun setelahnya Gedung Hailai kembali berubah fungsi. PT Jaya Ancol dan PT Philindo sempat menyewakan gedung tersebut.

Hasilnya gedung tiga lantai itu diisi oleh restoran, tempat hiburan malam, dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Akan tetapi, pada tahun 1988, Gedung Hailai kembali terbakar. Kebakaran itu benar-benar menghabisi seluruh isi gedung. Hanya ruangan sembilan meter persegi milik PBSI yang selamat dari bara api.

Kendati demikian, Hailai kembali bangkit pascakebakaran. Kali ini mereka mulai mengusung nama International Hailai Executive Club. Berbagai nama besar di dunia musik seperti Aaron Kwok, Skeeter Davis, pernah manggung di sana.

Berbagai pergelaran seni seperti Festival Sinetron Indonesia, Faces of Indonesia, dan lain-lain juga pernah dihadirkan di sini.

Akan tetapi Hailai kembali tersandung masalah. Hendro Sumampouw, bos tempat hiburan malam tersebut tertangkap Polres Metro Jakarta Utara membawa ekstasi di dalam mobilnya. Penangkapan ini berujung penutupan Hailai Executive Club per tanggal 26 Juli 1996.

Atas kasus itu Hendro dijatuhi hukuman enam bulan masa percobaan Ditambah denda Rp 5 juta.

Pascakasus tersebut, nadi Hailai masih tetap berdenyut sebagai tempat hiburan malam. Akan tetapi peredaran narkoba masih lekat dengan diskotek tersebut.

Di tahun 2000-an eksistensi Hailai mulai surut dan perlahan tutup. Bahkan, Kapolres Metro Jakarta Utara saat ini, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan bahwa saat kebakaran yang terjadi Senin lalu atau saat gedung ini sedang dibongkar.

"Jadi kebetulan gedung ini sudah kosong, dan gedung ini memang dalam proses untuk dirobohkan atau diambil barang-barang berharga karena sudah lama tidak terpakai," kata Budhi saat dikonfirmasi, Selasa (5/11/2019).

Kini gedung ini telah luluh lantah dimakan api, meski bangunan intinya masih kokoh berdiri, didalamnya tersisa puing-puing bekas kebakaran.

Tapi, apakah Hailai angkan bangkit setalah terbakar keempat kalinya? Hanya waktu yang bisa menjawab.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/06/09315091/riwayat-gedung-hailai-ancol-ladang-uang-dki-zaman-ali-sadikin-yang-sudah

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke