Salin Artikel

Sejumlah Siswa Melompat dari Ketinggian Saat Kebakaran Landa SMK Yadika 6 Pondok Gede

Jarum jam sebetulnya tinggal setengah lintasan lagi menuju pukul 16.00 WIB, jam pulang sekolahnya kemarin. Bayang-bayang pulang sekolah sudah mulai seliweran di benak Ilham.

Biasanya, ia gembira ketika jam pulang sekolah terjadi lebih awal. Tanpa dinyana, sore kemarin, ia dan kawan-kawannya betul-betul pulang sekolah lebih awal. Tak tanggung-tanggung, kepulangannya maju 30 menit.

“Guru saya cium ada bau kabel terbakar, terus lihat asap. Dikiranya asap rokok karena ada yang merokok di belakang kelas,” ujar Ilham kepada Kompas.com, Senin malam.

Asap yang disangka kepulan tembakau itu tampak menggumpal ketika ia melongok ke bawah dari jendela kelasnya di lantai 4 SMK Yadika 6, Pondok Gede, Bekasi.

Warnanya legam.

Sesuatu terbakar di lantai dasar, kira-kira dari ruang laboratorium komputer. Listrik kemudian mati. Suasana seketika gelap dan untuk sesaaat senyap.

Sontak, guru mengumumkan kepulangan murid-muridnya detik itu juga. Ilham dan puluhan kawannya langsung berhamburan.

“Langsung pada kabur semuanya ke bawah. Saya siap-siap bawa tas, kasih tahu ke kelas-kelas lain kalau ada kebakaran,” ujar Ilham. Ia lupa membawa serta dompetnya saking tergesa-gesa.

Menerobos asap

Semua orang menuju ke tangga. Sial, sekolah empat lantai tersebut cuma punya satu akses tangga. Letaknya pun jauh di ujung, bukan di tengah gedung.

Puluhan hingga ratusan manusia berjejalan, antre di tangga dan koridor.

“Sudah tidak ada jalan lagi. Tangga untuk turun kan hanya ada satu doang di kantin itu dan itu sudah penuh. Saya turun, itu asap sudah parah, makin panik lagi. Setengah jam kemudian, saya sampai di bawah, api sudah sampai lantai tiga,” ungkap Ilham.

Nasib Ilham jauh lebih mujur daripada Alif (16) yang juga sibuk menyelamatkan diri dari kelasnya di lantai 4. Ketimbang Ilham, posisi Alif ketika evakuasi jauh lebih bontot.

Alif masih ingat ketika seruan guru-guru dari lapangan terdengar di lantai 4. Sementara kawan-kawanya menjerit karena panik dan terjebak dalam antrean turun.

“Asap sudah masuk keliling gedung,” ujar Alif.

Alif mengatakan, saat itu masih ada beberapa temannya yang pilih mengumpulkan harta benda untuk turut dibawa turun. Api yang masih dirasa jauh, ditambah lalu lintas yang macet di luar kelas, membuat mereka merasa masih punya waktu.

Akan tetapi, api terus berkobar. Asap kian pekat dan menggumpal.

Tiga puluh menit setelah peringatan kebakaran, Alif masih terperangkap di lantai 3. Kawannya yang lain merasa tak akan selamat.

“Teman kami ke atas lagi, mereka mengikat gorden untuk pegangan turun ke bawah dari jendela. Mereka merasa sudah terjebak dan itu jalan satu-satunya untuk selamat karena sudah banyak api. Mereka panik. Pikirnya, satu-satunya cara selamat ya langsung lompat,” ungkap Alif.

Alif masih di lantai 3, asap sudah hampir memenuhi lantai 2. Saat itu, langkahnya terhenti, bukan karena panjangnya barisan turun tetapi karena matanya tak dapat lagi terbuka sempurna. Dadanya juga sesak.

Dalam sekelebat pandang, ia menyaksikan beberapa temannya seolah menyerah untuk melanjutkan langkah. Mereka merasa tak sanggup menembus asap yang pekat.

“Ada yang enggak kuat, saya ajakin, paksain, akhirnya saya bertiga. Saya paksain ke bawah, saya kuat-kuatin soalnya sudah enggak bisa lihat apa-apa. Sama sekali gelap, saya meraba saja ingat-ingatin jalan. Saya bertiga pegangan sama teman saya itu,” tutur Alif.

“Yang ada di dalam pikiran hanya yang penting keluar. Tahan napas, tahan-tahan-tahan supaya bisa keluar,” tambah dia.

Di saat terseok-seok begitu, beberapa temannya balik berlari menuju ruangan kelas lagi. Mereka ingin melompat lewat jendela lantai 2 dan 3.

Di bawah di lapangan beberapa guru dan murid sudah menyiapkan tumpukan aneka benda sebagai tangga darurat. Ada tangga, ring basket, sampai gawang futsal.

Alif berhasil menghirup udara segar di lapangan sebelum api merambat ke lantai 2. Namun, beberapa kawannya tertinggal di belakang. Lolongan minta tolong bergaungan di lantai 4.

Loncat

Seorang guru bernama Dimas disebut berhasil selamat dari kungkungan asap ketika kebakaran melanda SMK Yadika 6. Menurut penuturan Alif dan Ilham, Dimas sudah ada di lapangan ketika keduanya tiba di sana.

Saat semua orang berlomba menerobos asap keluar sekolah, Dimas tiba-tiba melesat ke arah sebaliknya. Ia masuk lagi ke gedung sekolah.

Ilham menduga, Dimas hendak menyelamatkan muridnya yang terjebak di atas. Dimas lesap dalam gelap.

Beberapa menit tak tampak, para murid akhirnya kembali melihat Dimas. Bukan di lapangan, melainkan di kusen jendela lantai 4 yang tingginya lebih dari 15 meter.

Berbagai tumpukan benda untuk tangga darurat tak sanggup menjangkau lantai 4 sekolah.

Tiada jalan memutar bagi Dimas. Ia terjun dari ketinggian itu, mungkin berharap kanopi yang menjulur di lantai 1 sanggup menadah tubuhnya. Kanopi jebol ditubruk tubuh Dimas.

“Langsung dibawa ke rumah sakit. Sempat keluar darah dari hidungnya,” ujar Ilham.

Dimas bukan satu-satunya orang yang melompat dari lantai 4, namun ia satu-satunya guru yang melakukannya.

Beberapa saksi mengatakan, ada 3 murid lain, ada pula yang bilang  4 murid lain juga melompat dari sana.

Ada kasur dan matras yang disiapkan di lapangan, tetapi kanopi menjulur terlalu panjang sehingga menghalangi jalur lintasan menuju kasur dan matras itu.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi, Aceng Sholahuddin menyatakan, total ada 14 korban dilarikan ke rumah sakit. Dua di antaranya cedera parah usai melompat dari ketinggian. Mereka patah punggung dan patah tulang kaki serta tangan.

Alif dan Ilham kenal keduanya.

“Yang parah S, dia koma, luka bakar juga di mukanya. A juga parah. Mereka enggak kayak teman yang lain, yang waktu lompat ketahan sama asbes jadi enggak langsung ke bawah,”kata Alif.

Empat jam usai kemunculan api, lebih dari 100 personel pemadam kebakaran akhirnya berhasil menguasai lokasi. Sekitar pukul 21.30, api padam seluruhnya.

“Yang terbakar lantai 1, 2, 3. Lantai 4 aman,” ujar Aceng.

"Korban meninggal dunia tidak ada, korban luka 14. Dua patah tulang, 12 luka bakar dan sesak nafas karena panik dan loncat, karena tidak ada tangga evakuasi atau tangga darurat. Seharusnya gedung 4 lantai ini dilengkapi dengan tangga darurat," kata dia.

Hari Selasa ini kegiatan sekolah kemungkinan besar diliburkan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/19/06044721/sejumlah-siswa-melompat-dari-ketinggian-saat-kebakaran-landa-smk-yadika-6

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke