Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan penataan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Sudirman-Thamrin setelah ada pengaduan dari masyarakat. Pemerintah menargetkan kajian penataan PKL di trotoar Sudirman-Thamrin rampung pada akhir Desember 2019.
"Kami kaji bukan bentuk fisik tapi titik-titik (PKL) tersebut seperti apa, kami harus bisa kerjasamakan," ujar Kepala Dinas UMKM DKI Jakarta, Adi Ariantara di Balai Kota, Kamis (21/11/2019) lalu.
Namun hari Minggu kemarin, saat CFD, sudah tidak ada lagi PKL yang berjualan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, baik di badan jalan maupun di trotoar.
Disambut baik masyarakat
Kebijakan tersebut direspons positif masyarakat yang menikmati CFD di Sudirman-Thamrin.
Arifin (30), yang sedang menikmati CFD di Jalan Sudirman, mengatakan, dia cukup kaget dengan perubahan yang signifikan dengan tidak adanya PKL di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.
"Sering ke sini, aneh juga enggak ada orang-orang jualan," kata dia,
Pria yang berdomisili di Depok itu mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta karena melarang PKL berjualan di Jalan Sudirman-Thamrin saat CFD.
"Nyaman banget ini, saya apresiasi," kata dia.
Hal senada dirasakan Ikhsan (37) yang berdomisili di Mampang, Jakarta Selatan. Ia biasa mengisi akhir pekannya dengan bersepeda di area CFD.
"Bagi saya sih (pesepeda) ini bagus sekali," kata dia.
Namun, Ikhsan berpendapat ada banyak orang yang sengaja datang ke CFD untuk menikmati kuliner. Dia menduga mereka kemungkinan kecewa dengan dilarangnya PKL berdagang di sana.
"Ya, bisa jadi kan orang ke sini ingin kulineran dan sekarang enggak ada," kata dia.
Kesulitan menemukan tempat makan atau beristirahat dirasakan Isa Malayudi (26) yang mengaku sudah berkeliling untuk mencari tempat makan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, kemarin.
"Nah sekarang pertanyaannya di mana yang dagang? Kami hanya bawa air minum," kata dia.
Meski nyaman, Isa mengatakan sebaiknya ada papan informasi yang menunjukkan letak PKL. Dengan begitu, penikmat CFD bisa mencari tempat makan dan beristirahat.
"Informasi itu penting sekali," kata dia.
Diprotes PKL
Penataan PKL di sepanjang Sudirman-Thamrin saat CFD justru dikeluhkan para PKL yang biasa berjualan di trotoar jalan itu.
Salah satunya Tengku (45), pedagang nasi pecel yang biasa berjualan di trotoar Sudirman-Thamrin saat CFD.
Tengku mengatakan, ia akan menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berencana membuat trotoar sebagai tempat berjualan PKL.
"Katanya mau pakai jualan, kenapa sekarang diusir gini. Jualannya susah Pak Anies, enggak boleh pakai payung. Saya sebelumnya (jualan) di depan Mandarin Hotel (Jalan MH Thamrin)," kata Tengku saat ditemui di tempat berjualan yang bergeser ke Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu kemarin.
Sambil mengomel pendapatannya turun 75 persen, Tengku berharap bisa bertemu Anies Baswedan. Dia ingin menagih janji PKL bisa kembali berjualan di trotoar saat CFD.
"Saya mau ketemu Pak Anies saja deh, saya bilang nih foto pas sama Pak Anies pas lagi ngobrol, nih lihat nih," kata dia.
Tengku bercerita Anies pernah berbicara kepadanya akan mempersiapkan trotoar agar bisa digunakan berjualan.
"Sakit kepala, jual pecel, bisa Rp 2 juta, sekarang Rp 500 ribu aja susah," kata dia.
Hal yang sama dirasakan pedagang sosis bakar, Ria Hairiah, yang biasa berjualan di pinggir Bundaran Hotel Indonesia (HI).
"Di wilayah HI, biasa dagang paling kecil Rp 700 ribu, sekarang paling banyak paling Rp 400 ribuan," sambil menunjukkan tusukan sosis bakarnya yang masih banyak tersisa.
Ria berharap penataan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tidak merugikan para pedagang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/25/10084051/penataan-pkl-saat-car-free-day-disambut-warga-diprotes-pedagang