Salin Artikel

Usai Cekcok Politikus PSI dan PDI-P, Rapat RAPBD di Komisi C DPRD DKI Digelar Tertutup

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2020 di Komisi C DPRD DKI Jakarta digelar tertutup, Jumat (6/12/2019).

Rapat yang semula terbuka itu ditutup untuk umum setelah politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anthony Winza Probowo cekcok dengan politikus PDI-P Cinta Mega dalam rapat sebelumnya, Kamis (5/12/2019) malam.

Anthony dan Cinta sama-sama anggota Komisi C.

Kompas.com dan wartawan dari media lain mulanya hendak masuk menuju ruang rapat Komisi C di Lantai 3 Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, untuk mengikuti jalannya rapat.

Namun, dua orang petugas pengamanan dalam (pamdal) melarang wartawan masuk.

"Perintahnya tertutup, kami dapat informasi dari staf komisi. Kami hanya menjalankan perintah," ujar seorang petugas pamdal.

Saat wartawan menunggu di depan ruang rapat Komisi C, Wakil Ketua Komisi C Rasyidi tampak akan memasuki ruang rapat.

Saat dikonfirmasi, dia menyatakan tidak tahu bahwa rapat digelar tertutup.

"Saya enggak tahu, saya baru datang. Biasanya (rapat yang digelar terbuka) di rapat paripurna," kata Rasyidi.

Wartawan pun menyatakan rapat pembahasan RAPBD kemarin digelar secara terbuka.

"Saya tanya ya," ujarnya sambil masuk ke dalam ruangan.

Ketua Komisi C Habib Muhammad bin Salim Alatas juga menyatakan hal serupa saat hendak masuk ke ruang rapat Komisi C.

"Saya cek dulu ya," tutur Habib sambil masuk ke dalam ruangan rapat.

Tak lama setelah itu, Habib keluar ruang rapat dan mempersilakan wartawan masuk. Namun, dia menyatakan akan berdiskusi terlebih dahulu bersama anggota-anggota Komisi C.

"Silakan media, terbuka. Tapi saya diskusi diskusi dulu dengan anggota ya, anggota saya belum pada datang," ujar Habib.

Habib pun kembali masuk ke dalam ruang Komisi C.

Hingga pukul 10.06 WIB, wartawan belum diperbolehkan masuk ke dalam ruang rapat Komisi C DPRD DKI.

Tak lama setelah itu, Habib keluar ruangan dan kembali menyatakan rapat akan digelar terbuka.

"Terbuka ya, tapi nanti," kata Habib sambil berlalu.

Kompas.com belum bisa memastikan apakah rapat akan tetap digelar tertutup atau terbuka seperti yang dinyatakan Habib.

Sebab, rapat pembahasan yang semula dijadwalkan pukul 09.00 WIB diskors hingga pukul 13.00 WIB.

Sebelumnya, Anthony cekcok dengan Cinta dalam rapat pembahasan RAPBD 2020 pada Kamis malam.

Perdebatan mereka bermula saat Komisi C membahas anggaran penyertaan modal daerah (PMD) untuk badan usaha PD PAM Jaya.

Cinta menuding Anthony menyebarkan materi yang dibahas di dalam rapat kepada wartawan. Cinta tidak menjelaskan materi rapat yang dimaksud.

"Pak Anthony, kalau pembahasan rapat itu jangan disebar ke media," ujar Cinta.

Anthony pun menanggapi pernyataan Cinta.

"Ini tuduhan apa lagi," kata dia.

Anthony dan Cinta saling menunjuk. Mereka juga membantah pernyataan satu sama lain. Anggota Komisi C lainnya berupaya menenangkan mereka.

Rapat akhirnya diskors dan akan dilanjutkan pada hari ini.

Anggota Komisi C, S Andyka, menuturkan, materi di dalam rapat yang dipermasalahkan Cinta adalah anggaran pengadaan satu unit komputer dan perangkatnya sebesar Rp 128,9 miliar dalam pos anggaran Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta.

Anthony diketahui mengomentari anggaran pengadaan komputer dan perangkatnya itu dalam rapat yang sama pada Kamis siang.

Rapat itu dinyatakan terbuka untuk umum. Kompas.com berada di ruangan rapat saat Anthony mengomentari anggaran tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/06/10373431/usai-cekcok-politikus-psi-dan-pdi-p-rapat-rapbd-di-komisi-c-dprd-dki

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke