Dilihat dari situs web http://publik.bapedadki.net, realisasi belanja langsung dan belanja tidak langsung sebesar Rp 57,6 triliun dari total alokasi Rp 77,8 triliun.
Rinciannya, belanja langsung diserap Rp 29,5 triliun dari alokasi Rp 44,5 triliun, atau 66,2 persen.
Belanja langsung, yakni belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Sementara itu, serapan untuk belanja tidak langsung sebesar 84,5 persen. Anggaran diserap Rp 28,1 triliun dari alokasi Rp 33,2 triliun.
Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, hibah, bunga, subsidi, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan biaya tak terduga.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, serapan anggaran tersebut akan terus meningkat hingga tutup tahun anggaran 2019.
Sebab, Pemprov DKI belum membayar proyek-proyek pembangunan fisik.
"Untuk pembangunan fisik, (kontraktor) belum menagih (pembayaran), kami masih menunggu tanggal 20 Desember. Dia menagih dulu, nanti kami verifikasi, baru bayar," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis.
Saefullah optimistis serapan APBD 2019 akan menembus 85 persen. Dia yakin serapan anggaran tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pokoknya selalu lebih baik dari tahun lalu," kata Saefullah.
Adapun serapan APBD DKI tahun 2018 tercatat sebesar 82,03 persen. Serapan anggaran tahun 2018 lebih rendah dari tahun 2017.
Pada 2017, serapan APBD mencapai 82,60 persen atau 0,57 persen lebih tinggi dari serapan 2018.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/19/16142311/jelang-tutup-anggaran-2019-serapan-apbd-dki-74-persen
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.