JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola Diskotek Colosseum membantah tudingan tempatnya menjadi tempat transaksi dan konsumsi narkoba.
"Sejak tempat ini dibuka, kami tidak mau tempat kami dimanfaatkan untuk mengedarkan narkoba," tandas Humas 1001 Entertaintment Club, Donny Kesuma, Senin (30/12/2019).
Hal ini juga telah dibenarkan Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta, bahwa Colosseum tak pernah tersangkut kasus narkoba.
Donny mengatakan, tudingan Colosseum terlibat masalah narkoba, membuat stigma buruk yang berdampak pada bisnis Colloseum.
Oleh karena itu, sejak bisnis tempat hiburan malam ini dibangun, pengelola sudah sangat ketat memeriksa karyawan dan pengunjung.
Ia tidak ingin popularitas Colosseum yang sudah masuk 100 club terbaik dunia versi DJ.Mag, dan 25 terbaik club dunia versi International Nightlife Association, merosot hanya karena terjerat kasus narkoba.
"Kami periksa loker, perlengkapan, sarana dan prasarana kerja karyawan. Karyawan maupun manajemen yang tersangkut kasus narkoba, kami pecat," tegas Donny.
Terhadap pengunjung, lanjutnya, petugas memeriksa badan, dan barang bawaan meski diakui hal ini membuat sebagian pengunjung menjadi kurang nyaman.
Cara ekstrim pun kadang dilakukan pengelola dengan tes urine kepada pengunjung sebelum masuk Colosseum.
"Pengonsumsi narkoba umumnya kurang menguntungkan bisnis makanan dan minuman kami. Sebab, mereka hanya sedikit berbelanja," ungkap Donny.
Di samping itu, pengelola berterimakasih kepada Direktorat IV Bareskrim Polri dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, serta Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta yang telah merazia Colosseum.
"Hasil operasi mereka meyakinkan kami, Colosseum bersih Narkoba," tandas Donny.
Donny mengingatkan para penyebar berita bohong bahwa Colosseum menjadi ajang Narkoba, berhenti melakukan hal ini.
Secara terpisah Kepala BNN Provinsi DKI Jakarta Brigjen Tagam Sinaga menyatakan, Colosseum bebas dari penyalahgunaan narkoba.
"Operasi yang pernah kami lakukan itu di Karaoke 1001. Sebanyak 34 pengunjung terbukti mengonsumsi narkoba. Berdasarkan pemeriksaan urine, mereka mengonsumsi narkoba sebelum datang ke karaoke ini," ucap Tagam.
Sebanyak 34 tamu karaoke ini, tambah Tagam, kini direhabilitasi, dirawat.
"Tidak ada barang bukti Narkoba. Hanya hasil uji urine yang menunjukkan mereka mengonsumsi Narkoba," ujar Tagam.
Dia berpendapat, pengelola pun tak bisa dimintai tanggungjawab atas terungkapnya kasus ini.
"Pengelola sudah sangat peduli. Tidak ada satupun fasilitas kerja pengelola, maupun karyawan, kedapatan ikut mengedarkan Narkoba," tutur Tagam.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/30/11225931/pengelola-bantah-colosseum-tersangkut-kasus-narkoba