Salin Artikel

Curah Hujan Ekstrem, Koalisi Masyarakat Sipil Minta RUU Perubahan Iklim Dibahas dan Disahkan

JAKARTA, KOMPAS.com - LBH Jakarta, Greenpeace, Walhi DKI Jakarta, dan Rujak Center for Urban Studies yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil mendesak pemerintah untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Iklim.

Hal itu mengingat banjir pada Rabu (1/1/2020) lalu disebabkan oleh curah hujan ekstrem lantaran perubahan iklim.

"Pemerintah pusat harus mengambil peran, salah satunya dengan membahas dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Iklim dan memperluas kesadaran masyarakat bahwa ancaman krisis iklim nyata," ujar Kepala Greenpeace Indonesia, Leonardo Simanjuntak, saat ditemui di LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).

Leonardo mengatakan masalah ini harus diatasi dari akarnya.

"Akarnya yaitu pemanasan global. Ini curah hujan ekstrem di waktu yang singkat,"

Curah hujan ekstrem ini dibuktikan selama 154 tahun terakhir, kata Leonardo, baru pertama kali curah hujan dengan ukuran 377 milimeter dalam satu malam.

"Tingkat curah hujan semakin meninggi dari masa ke masa dan intervalnya semakin pendek. Rekor tingginya curah hujan ini merupakan wake up call kepada seluruh Indonesia yang mengalami krisis iklim," kata Leonardo.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah mengambil langkah cepat agar tidak terulang banjir besar seperti di Jabodetabek belakangan ini.

Sebab ia menilai selama ini banjir di Jabodetabek belum ditangani secara baik oleh pemerintah.

"Masyarakat dan para pengambil kebijakan hendaknya tidak terseret pada kepentingan politik sesaat yang tidak bermanfaat," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/06/16254261/curah-hujan-ekstrem-koalisi-masyarakat-sipil-minta-ruu-perubahan-iklim

Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke