Ia meminta agar para kepala OPD lebih giat berkeliling ke wilayah-wilayah yang belum pulih dari dampak banjir yang menerjang wilayah itu sejak Rabu lalu.
"Kepala OPD kami bagi habis untuk keliling. Saya tugaskan mereka-mereka ini semuanya turun ke bawah untuk melihat. Jangan pakai pakaian Pemda, apalagi dengan atribut kepangkatan," kata Rahmat selepas menyusuri tanggul Kali Bekasi sejauh 8 kilometer di Pondok Gede Permai, Jatiasih, Senin (6/1/2020) kemarin.
"Cukup begini (berkaos), hadir apa yang bisa dilakukan," imbuhnya.
Pepen menganggap, seragam dinas yang bersemat pangkat akan terasa ironis dengan keadaan warga Kota Bekasi yang masih harus berjibaku dengan keterpurukannya.
Sejumlah sekolah masih rusak, beberapa perumahan masih terendam lumpur.
"Mereka lagi butuh truk sampah, mereka lagi butuh makan, mereka lagi butuh air bersih. Udaranya saja sudah tidak sehat tadi saya keliling," ucapnya.
"Saya perintahkan, jangan ada lagi saat warga kesulitan, pakai pangkat, pakai apa. Berbaur dengan warga," kata Rahmat.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Bekasi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dari tanggal 1 hingga 13 Januari 2020.
Rahmat menyebutkan, urusan lumpur yang masih menggenangi perumahan warga dan sampah sisa banjir menjadi fokus utama selama masa tanggap darurat bencana.
Pihaknya juga akan fokus mengurusi 89 titik tanggul Kali Bekasi yang jebol diterjang banjir.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/07/13190651/selama-masa-tanggap-darurat-pejabat-pemkot-bekasi-diminta-lepas-seragam