Korban tidak hamil
Setelah dicek di lapangan, perisitwa itu benar terjadi tetapi korban tidak dalam keadaan hamil.
Senin lalu, Kasatlantas Polres Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Argadija Putra memastikan korban tidak sedang hamil.
"Korban tidak hamil, kami kroscek langsung," kata dia.
Hal senada diungkapkan suami Nurlela, Saprudin, saat ditemui di rumahnya di RT 3 RW 3 Poris Jaya, Kecamatan Batuceper, Selasa kemarin.
Dia menyayangkan kabar yang menyebutkan istrinya sedang hamil.
"Kalau dia hamil, saya yang tahu duluan," kata dia.
Disebut tak alami luka serius
Senin lalu polisi Bandara Soekarno-Hatta mengatakan, Nurlela tidak mengalami luka serius.
Kasatreskrim Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Ahmad Alexander Yurhiko mengatakan, korban sudah diperbolehkan pulang oleh dokter RSUD Kabupaten Tangerang.
"Sudah diperbolehkan pulang oleh dokter RSUD Kabupaten Tangerang karena hasil dari pemeriksaan dokter tidak ada luka," kata dia.
Namun Alex mengatakan, hasil rontgen korban belum dikeluarkan RSUD Kabupaten Tangerang.
Saat ini tak bisa berdiri
Kompas.com mencoba mengunjungi Nurlela kemarin. Namun Nurlela tidak ada di rumahnya.
Ia rupanya sedang dibawa ke pengobatan patah tulang Hj Ropiah di Jalan KH Hasyim Ashari, Nerogtog, Kecamatan Pinang Kota Tangerang.
Ia mengatakan, setelah dievakuasi baru terlihat bahwa istrinya penuh lebam.
Wajah bagian kanannya membengkak, lengan kanan sampai ke bahu menghitam seperti terlihat luka dalam.
Dia heran saat Rumah Sakit Kabupaten Tangerang mengatakan istrinya hanya luka memar.
Dia mengatakan, ada kemungkinan istrinya luka dalam di bagian bokong dan punggung.
"Itu belum dicek, kata Mak Haji (ahli urut) satu per satu dulu, kalau di punggung sama pantatnya nanti dia pingsan enggak tahan sakit," kata dia.
Nurlela juga tidak bisa banyak bicara. Saat Kompas.com mengajak bicara, Nurlela membalasnya dengan terbata-bata sembari menahan sakit nyeri di bagian dada dan bahu.
"Batuk aja sakit, ketawa aja sakit," kata dia.
Damri terkesan lepas tangan
Korban terjepit bus Damri di halte shuttle bus TOD Bandara Soekarno-Hatta. Hingga saat ini pihak Damri belum memberi kejelasan soal biaya pengobatan.
Saprudin mengatakan, hingga hari kedua perawatan istrinya, Damri tidak memberikan santunan apa pun.
"Boro-boro, ini sudah siang saya coba telepon, belum ada yang datang ke sini," kata dia kemarin.
Saprudin mengemukakan, dia pernah bertemu pihak Damri, akan tetapi belum ada penjelasan terkait biaya pengobatan Nurlela.
"Sudah ketemu, katanya mau ada utusan ke sini, sampai hari ini belum ada," kata dia.
Biaya pengobatan di klinik urut tersebut cukup mahal. Dia mengatakan, satu hari bisa mengabiskan biaya sampai Rp 500.000.
Ahli urut, kata Saprudin, memperkirakan istrinya harus dirawat intensif minimal 20 hari di klinik tersebut.
"Hitung saja sendiri berapa saya harus keluar uang," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/08/08540521/korban-terjepit-bus-di-soekarno-hatta-menanti-tanggung-jawab-damri