Salin Artikel

Sistem Peringatan Dini Milik Pemkot Bekasi Hanya Bisa Pantau Banjir Kiriman

Hal ini diduga menjadi penyebab lambatnya antisipasi banjir dan evakuasi warga saat hujan pada Rabu (1/1/2020).

"(Sistem peringatan dini banjir) kita khusus (banjir kiriman) dari Bogor. Kalau hujan lokal sendiri, kita enggak (ada sistem peringatan dini banjir)," ujar Tri ditemui wartawan saat meninjau kondisi pascabanjir di Margahayu, Bekasi Timur, Rabu (8/1/2020).

"Karena (banjir akibat hujan lokal) naiknya kan relatif lambat. Jadi memang hanya dilihat situasionalnya begitu. Kemarin kondisinya di luar kendali, tadi juga sudah disampaikan oleh warga, banjir biasanya semata kaki sekarang tahu-tahu sudah sedada, itu kan di luar prediksi," tambah dia.

Tri menjelaskan, sistem peringatan dini banjir kiriman itu dipasang Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air di Jatiasih, tepatnya di Jembatan PU, berbatasan dengan Kabupaten Bogor.

Informasi ketinggian muka air di sana kemudian diteruskan ke pos pantau warga terdekat, yakni di Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih.

Masalahnya, sistem peringatan dini banjir yang hanya fokus pada banjir kiriman dari Bogor membuat warga terlena saat hujan deras mengguyur Kota Bekasi waktu Tahun Baru 2020 lalu.

Pasalnya, Rabu dini hari itu ketinggian muka air yang terpantau di sistem peringatan dini banjir di Jembatan PU masih belum mengkhawatirkan.

"Persoalannya adalah ketika itu, ketinggian air di sana masih mendekati normal, cuma di angka 600," kata Tri.

"Cuma kan waktu itu ditambah dengan intensitas hujan (lokal di Kota Bekasi). Tapi tetap informasi yang kita ambil hanya 600, jadi warga tahunya hanya 600 ketinggiannya," beber politikus PDI-P tersebut.

Akibatnya, Kota Bekasi jadi wilayah paling parah terdampak banjir Jabodetabek, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Ratusan ribu orang mengungsi. Sembilan nyawa melayang. Sekitar 70 persen wilayah Kota Bekasi sempat terendam banjir.

Di samping itu, Perumahan Pondok Gede Permai dan beberapa perumahan di sekitarnya, seperti Kemang Ifi Jatiasih dan Kompleks Angkatan Laut jadi perumahan yang paling parah terendam banjir kombinasi curah hujan tinggi dan banjir kiriman dari Bogor yang tiba beberapa jam setelahnya.

Berbagai mobil warga hanyut oleh air banjir yang ketinggiannya disebut mencapai lebih dari 4 meter. Hingga saat ini, perumahan-perumahan tersebut belum sepenuhnya pulih dari lumpur dan sampah pascabanjir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/08/13085381/sistem-peringatan-dini-milik-pemkot-bekasi-hanya-bisa-pantau-banjir

Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke