Padahal, masa tanggap darurat bencana banjir di Kota Bekasi telah berakhir per Selasa (14/1/2020).
Keadaan ini serupa dengan keadaan di Pondok Gede Permai yang terpaut tak jauh dari Kemang Ifi. Jalanan becek serta licin, rentan membuat sepeda motor tergelincir.
Namun, berdasarkan pengamatan Kompas.com, kedalaman lumpur di Kemang Ifi tak separah di Pondok Gede Permai.
Selain itu, pengerahan bantuan di sana jauh lebih banyak ketimbang di Pondok Gede Permai. Setidaknya empat mobil pemadam kebakaran beroperasi guna menyemprot lumpur. Beberapa mobil bak dinas kebersihan pun terpantau hilir-mudik mengangkuti sampah.
Lalu, sejumlah staf Pemerintah Kota Bekasi turut mendorong lumpur secara gotong-royong dari rumah warga ke jalanan, dari jalanan ke selokan.
"Syukurlah di sini cukup banyak petugas yang bantuin kita. Mobil damkar juga di sini dari pagi. Jadi bisa lumayan cepatlah daripada kemarin-kemarin," ujar Neneng (41), salah satu warga ketika ditemui Kompas.com, Rabu siang.
Pendapat senada dilontarkan Nursomad (46). Menurut dia, penanganan lumpur pascabanjir di Kemang Ifi sempat lambat pada sepekan awal selepas banjir.
Penanganannya justru lebih sigap jelang berakhirnya masa tanggap darurat bencana banjir.
"Yang membantu banget ini nih (selang dan pipa besar pengalir lumpur ke Kali Bekasi). Pakai ini jadi lebih cepat daripada kita manual," kata Nursomad.
"Cuma ya kendalanya kadang-kadang bocor, kadang pecah. Mesti diakalin pakai kaos atau karet ban diikat," imbuhnya.
Jatiasih sendiri jadi kecamatan dengan titik banjir terdalam se-Kota Bekasi. Kawasan Pondok Gede Permai jadi yang paling parah dengan kedalaman banjir mencapai 6 meter.
Secara statistik, ditilik dari jumlah korban terdampak banjir dan jumlah wilayah yang terendam, Banjir Tahun Baru 2020 di Kota Bekasi adalah yang paling parah se-Jabodetabek.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/15/16075591/masa-tanggap-darurat-banjir-berakhir-perumahan-kemang-ifi-bekasi-masih