JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi yang juga mantan wartawan Tempo Ananda Badudu menanggapi pengakuan Lutfi Alfiandi, pemuda yang fotonya viral saat membawa bendera merah putih dalam aksi di sekitar gedung DPR-MPR.
Tanggapan tersebut ia sampaikan lewat akun Twitter-nya, @anandabadudu.
Lutfi yang mengaku disiksa saat tertangkap polisi itu juga dialami sendiri oleh Ananda saat ditangkap polisi pada 27 September 2019.
Ananda ditangkap karena menggalang dana untuk membantu aksi mahasiswa yang memprotes pembahasan RKUHP dan pengesahan revisi UU KPK di kompleks DPR-MPR.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Ananda memperbolehkan untuk mengutip tweet-nya.
Kicauan Ananda soal kekerasan oknum polisi itu disampaikan pada Senin (20/1/2020) kemarin.
Dalam kicauannya tersebut, Ananda mengatakan bahwa ia juga mengalami kekerasan yang dilakukan oleh polisi setelah ditangkap di rumahnya.
"Pas saya dibawa ke Polda dulu saya pun dipukul, dipiting, dijambak, ditendang, dan dikeplak berkali-kali," tulis Ananda di akun Twitter-nya.
Saat mendapat kekerasan, Ananda mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena oknum polisi tersebut mengancam akan menjerat dia dengan pidana baru jika melawan dan akan disomasi.
Dia juga mengeluhkan bagaimana perlakuan polisi melunak setelah berita tentang dirinya mulai viral di dunia maya.
"Mirip seperti Lutfi, makin siang saya diperlakukan lebih baik. Mungkin karena di luar berita tentang saya waktu itu viral," ucap dia.
Anehnya, kata Ananda, saat dirinya dilepaskan polisi, statusnya hanya sebagai saksi. Ia bisa saja menerima perlakuan tersebut jika dirinya memang benar-benar bersalah.
"Tapi ini saya yakin betul saya nggak salah apa-apa," tutur Ananda.
Ada seorang petugas yang tiba-tiba menyenandungkan lagunya saat masih bergabung di Banda Neira.
"Pas di dalem jg ada penyidik yg mengenali saya lalu doi menyenandungkan "yang patah tumbuh, yang hilang berganti". Saya bingung harus merespon gimana. Sungguh awkward moment yg awkward abis, wkwk," kata Ananda.
Adapun sebelumnya, Lutfi Alfiandi, pemuda yang fotonya viral karena membawa bendera di tengah aksi demo pelajar STM, mengaku dianiya oknum penyidik saat dimintai keterangan di Polres Jakarta Barat.
Lutfi membeberkan bahwa dirinya terus menerus diminta mengaku telah melempar batu ke arah polisi.
"Saya disuruh duduk, terus disetrum, ada setengah jam lah. Saya disuruh ngaku kalau lempar batu ke petugas, padahal saya tidak melempar," ujar Lutfi di hadapan hakim, Senin (20/1/2020).
Lutfi saat itu merasa tertekan dengan perlakukan penyidik terhadapnya. Sebab, ia disuruh mengaku apa yang tidak diperbuatnya.
Desakan itu membuat dia akhirnya menyatakan apa yang tidak dilakukannya.
"Karena saya saat itu tertekan makanya saya bilang akhirnya saya lempar batu. Saat itu kuping saya dijepit, disetrum, disuruh jongkok juga," kata Lutfi.
Namun, dugaan penyiksaan itu terhenti saat polisi mengetahui foto Lutfi viral di media sosial.
"Waktu itu polisi nanya, apakah benar saya yang fotonya viral. Terus pas saya jawab benar, lalu mereka berhenti menyiksa saya," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/21/16394361/tanggapi-pengakuan-lutfi-alfiandi-ananda-badudu-ungkap-pengalamannya