Kasus pembobolan kotak amal ini terjadi pada siang hari, ketika masjid tengah dalam kondisi sepi.
Berikut rangkuman faktanya.
1. Kotak amal untuk yatim piatu
Suryadi Amir (63), pengurus Masjid Jami Azharul Alia menyatakan, ada tiga kotak amal yang ditempatkan di masjid tersebut.
Ada kotak amal masjid, kotak amal pembangunan, dan kotak amal yatim piatu dan kaum dhuafa.
Maling membobol kotak amal yatim piatu dan kaum dhuafa. Kotak amal tersebut berbahan kayu. Pelaku mencongkel bagian engselnya.
Sedangkan dua kotak amal lainnya menggunakan bahan besi.
Amir menyatakan, kotak amal yang isinya raib itu sudah berbulan-bulan tak dibuka.
Namun, maling itu tak tertarik menggondol semua uang.
"Diambil sama dia yang merah-merah (Rp 100.000) sama yang biru-biru (Rp 50.000). Yang Rp 2.000-an ditinggal," jelas Amir.
2. Masjid tembus pandang
Masjid Jami Azharul Alia sebetulnya tembus pandang. Dinding-dinding kacanya bening sehingga siapa pun yang melintas di luar dapat melihat isi masjid.
Malahan, kotak-kotak amal itu telah diletakkan oleh pengurus tepat di tepi kaca yang bening.
Taryono, marbot masjid menyebut, maling itu mendorong kotak amal jauh dari dinding kaca agar tidak terlihat dari luar.
Pelaku mendorong kotak menuju gudang yang sepi dan gelap serta tak dikunci sebelum membobol kotak amal itu.
Di gudang, bahkan ia sempat merokok, meninggalkan abunya berceceran di sana sebelum membawa uang curiannya di kantong plastik.
3. Terekam CCTV
Aksi pelaku terekam lengkap CCTV yang dipasang di beberapa penjuru masjid.
Wajahnya tampak cukup jelas. Ia mengenakan kaus putih serta celana abu-abu waktu beraksi.
Pemuda bertubuh tinggi kurus itu tertangkap kamera berulang kali bersembunyi di balik tirai sekat, seperti khawatir dilihat orang luar masjid melalui dinding kaca yang amat bening.
Berdasarkan rekaman CCTV, pelaku tampak seperti shalat di dalam masjid.
"Dia sempat shalat di sini juga. Enggak ada orang lain," tutur Amir.
"Mungkin untuk mengelabui orang. Supaya enggak ada kecurigaan, jadi dia shalat," tambah dia.
Kala motor-motor melintas di luar masjid, si maling berulang kali pura-pura tiduran di sajadah masjid.
4. Sering kemalingan
Taryono mengingat-ingat bahwa masjid ini sudah tiga kali kemalingan. Semuanya di waktu yang sama. Masjid Jami Azharul Alia memang tak pernah dikunci.
"Sudah tiga kali, kejadiannya jelang siang terus, sebelum zuhur saat kondisi sepi kayak gini. Memang leluasa karena di daerah sini, kalau jam segini itu sepi," kata dia.
Sementara Amir menyebut bahwa pencurian kotak amal sudah lima kali terjadi sejak 2018.
Oleh karenanya, ia sempat membuat sistem pencegahan agar kotak-kotak amal itu tidak dibobol maling menggunakan metode alarm.
"Sudah keseringan nih. Saya pernah bikin, kotak amal ini saya buatkan switch, kalau terbuka ada kabelnya sampai ke ruang gudang," ujar Amir.
"Dari situ terus nyolok ke sound system, dikasih ampli, terus ada toanya. Ampli akan langsung nyala, posisi mik saya dekatkan ke toa, akan bunyi sendiri," ia menjelaskan.
Namun, sistem itu gagal karena kabelnya dicabut petugas kebersihan pada suatu waktu. Pengurus masjid akhirnya memasang CCTV di lingkungan masjid.
5. Polisi selidiki
Polisi mengaku tengah mengusut kasus pencurian kotak amal di Masjid Jami Azharul Alia.
Kapolsek Bekasi Utara, Kompol Chaled Thayib mengaku mengerahkan anggotanya untuk menggali keterangan lebih jauh.
"Kami akan selidiki," ujar Chaled kepada Kompas.com, Kamis.
Rekaman CCTV menjadi petunjuk penting penyelidikan. Kendati demikian, ia berharap agar pihak pengurus masjid melaporkan kasus tersebut ke polisi.
"Sebaiknya memang melaporkan, maka anggota kita ke sana mendorong pelaporan, karena dasar kami melakukan penyelidikan kan laporan," ujar dia.
"Juga sudah saya perintahkan anggota untuk mengumpulkan keterangan di sana sebagai bahan penyelidikan mengungkap pelakunya," tutup Chaled.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/24/06150701/5-fakta-pencurian-kotak-amal-masjid-di-bekasi-utara