Salin Artikel

Melihat Sembahyang Imlek di Wihara Dharma Bakti Petak Sembilan

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan tahun baru Imlek di Wihara Dharma Bakti yang ada di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat disambut antusias oleh masyarakat.

Tidak hanya umat yang merayakan Imlek ke 2571 yang jatuh pada Sabtu (25/1/2020) ini, masyarakat lintas agama lainnya pun kerap mengunjungi wihara ini.

Di Wihara Dharma Bakti, warga mulai beribadah hingga melakukan tradisi lepas burung gereja yang diyakini bisa membuang sial dari tahun sebelumnya.

Momen Imlek ini kerap kali dijadikan masyarakat untuk berfoto.

Ada pula masyarakat yang menunggu angpau di depan wihara dari pengunjung setelah beribadah.

Sejumlah orang telah datang berbondong-bondong ke wihara untuk beribadah.

Tujuan dari sembahyang Imlek adalah sebagai bentuk pengucapan syukur, doa dan harapan agar di tahun depan mendapat rezeki yang lebih banyak, dan untuk menjamu leluhur.

"Jadi kalau puncaknya itu jam 00.00 WIB, dia berdoa minta rezeki dengan yakin, ya bisa dikabulkan kalau percaya," ujar Susilo (63) salah satu relawan Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat, Jumat (24/1/2020).

Susilo mengatakan, sembahyang itu diawali dengan memohon kepada Tuhan. Biasanya mereka memulai doa dengan menyalakan lilin-lilin besar yang ada di halaman wihara.

Kemudian, masyarakat bisa menyalakan lilin di 29 jumlah patung dewa sesuai dengan permintaan umat.

Kebanyakan pengunjung berdoa di patung Dewa Hok Tek Ceng Sin atau yang kerap disebut Tua Pek Kong. 

Tidak lupa juga mereka membawa tampah berisi lembaran-lembaran kertas berisi doa-doa.

Kemudian, mereka membakar kertas tersebut sambil mengayunkan tampah dengan gerakan-gerakan yang berirama.

Setelah bersembayang, ada beberapa pengunjung yang melepaskan burung gereja. Hal itu dipercaya bisa membuang sial di tahun sebelumnya.

Ada 1.500 burung gereja yang berada di dalam satu sangkar untuk dibebaskan.

"Ini (penerbangan burung) juga dipercaya agar diberikan kesehatan dan keselamatan," kata Susilo.

Pesan Imlek tahun ini

Susilo mengatakan, tahun ini adalah tahun tikus. Menurut dia, tahun ini paling spesial. Sebab ada lima unsur dari tahun ini, yakni logam, emas, kayu, air, api, dan tanah.

Di momen imlek ini waktunya untuk masyarakat saling berbagi. Tidak hanya ke sesama umat Konghucu, melainkan ke beberapa lintas agama terutama yang benar-benar memerlukan.

Seperti misalnya, sejumlah masyarakat yang rela menginap di halaman wihara demi mendapatkan angpau dari pengunjung yang beribadah.

"Marilah Imlek dijadikan momen untuk membantu saudara-saudara kita yang kekurangan, walaupun bukan seagama," ucap Susilo.

Dengan begitu, antar umat agama semakin memiliki toleransi tinggi.

"Para Dewa Dapur akan naik ke kayangan untuk menghadap Yang Maha Kuasa. Karena Dewa Dapur mencatat laporan perbuatan baik dan buruk umat manusia. Maka manusia harus selalu berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari," kata Susilo.

Ia berharap di tahun Tikus ini, bangsa Indonesia diberikan kemakmuran dan hasil bumi yang melimpah.

"Semoga bangsa Indonesia aman dan tentram, cuaca baik, suasana bagus. Yang jelas semua bisa sesuai dan tepat pada waktunya. Berharap hasil bumi semua lancar. Dan diberikan kesehatan," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/25/08272301/melihat-sembahyang-imlek-di-wihara-dharma-bakti-petak-sembilan

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke