Pemberitaan seputar banjir yang kembali menyapa Jakarta ini menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com kemarin.
Selain seputar banjir, ada pula kabar soal suspect virus corona yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Untuk lebih lengkap, kami meringkas empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang Jumat kemarin.
1. Banjir Jakarta
Sedikitnya 17 titik di Jakarta tergenang air atau dilanda banjir setelah diguyur hujan deras pada Jumat (24/1/2020) pagi hingga siang.
Data yang diperoleh dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Subejo, menyebutkan, pada pukul 10.00 WIB hari ini genangan atau banjir terjadi di tiga wilayah yakni Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat.
Jakarta Utara:
1. Jalan Madya Kebantenan, RT 003, 006, 007, 008, 009, RW 002 Kelurahan Semper Timur: 10-15 sentimeter.
2. Jalan Peralihan Sungai Begog Kelurahan Semper Timur: 15-30 sentimeter.
3. Jalan Kompleks Dewa Kembar RW 001 Kelurahan Semper Timur: 15-30 sentimeter.
4. Kampung Sawah RT 001, 002, 003, 006 RW 011 Kelurahan Semper Timur: 10-25 sentimeter.
5. Jalan Arteri Marunda sisi selatan RW 003 Kelurahan Semper Timur: 10-25 sentimeter.
6. Jalan Madya Semper RT 001 RW 003 Kelurahan Semper Timur: 10-15 sentimeter.
7. Jalan Mahoni Kelurahan Lagoa: 10-15 sentimeter.
Sementara untuk daerah lainnya, bisa baca selengkapnya di sini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengatakan, ada satu pasien terduga tertular virus corona jenis baru.
Pasien berinisial R (35) ini memiliki riwayat perjalanan dari China dan dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta.
”Keadaannya baik. (Pasien) Ini terduga. Setelah hasil laboratorium menunjukkan positif, baru disebut ada penularan. Ini suspect (dicurigai) sehingga diawasi intensif,” ujarnya di Jakarta, Kamis (23/1/2020), seperti dikutip Kompas.id.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan, pemeriksaan laboratorium pada kultur dahak pasien dicocokkan dengan genom virus korona baru (2019-nCoV) di portal Global Initiative on Sharing All Influenza Data.
Hasilnya keluar setelah dua hari.
Baca selengkapnya di sini.
3. Pengaruh Tionghoa dalam bahasa Betawi
Percampuran kultur Tionghoa di Indonesi terlihat dalam berbagai bentuk kesenian hingga bahasa sehari-hari.
Rupanya banyak dari kita tidak sadar bahwa sebagian kata yang kita pakai sehari–hari lahir dari bahasa Tionghoa pada zamannya.
Yang paling dekat yakni penggunaan kata “lu” dan “gue”.
Siapa sangka jika bahasa yang kerap dipakai anak muda sampai sekarang ini berasal dari kebudayaan Tionghoa.
Hal tersebut dipaparkan Alwi Shahab dalam bukunya yang berjudul Waktu Belanda Mabuk, Lahirlah Batavia.
Kata “cingcay” dan “cincong” juga terkadang kita pakai dalam bahasa pergaulan sehari–hari.
“Cingcay” biasa diartikan untuk menutup sebuah percakapan yang berarti “sudahlah”.
Sedangkan “cincong” kerap dipakai untuk menyebut seseorang yang banyak bicara (banyak cincong).
Baca selengkapnya di sini.
Kalimat tersebut ternyata dinilai kurang tepat oleh salah seorang sinolog atau ahli kebudayaan China dari Universitas Indonesia, David Kwa dalam buku "Waktu Belanda Mabuk, Lahirlah Batavia" karya Alwi Shahab.
Dalam buku itu, dijelaskan bahwa pengucapan gong xi fa cai tidak tepat.
Kata-kata itu berarti "selamat menjadi kaya raya" yang sering digunakan orang Hongkong, bukan orang-orang asli Tiongkok atau China.
Di Indonesia sendiri, ucapan gong xi fa cai tersebut populer pada tahun 1990.
Makna tersebut dinilai David Kwa kurang tepat karena memiliki makna yang materialistis.
Berbeda dengan ucapan tahun baru tempo dulu.
Alwi Shahab menulis, ucapan tahun baru Imlek yang sebenarnya adalah " sin chun kiong hie".
Kalimat tersebut memiliki makna mendalam berupa doa kesehatan bagi yang diucapkan.
Baca selengkapnya di sini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/25/10253751/populer-jabodetabek-jakarta-banjir-lagi-suspect-virus-corona-di-jakarta