Pasalnya awal tahun ini, underpass itu sudah dua kali dilanda banjir.
"Kita membantu saran teknis misalnya, ini perlu diganti sistem drainasenya," ujar Direktur Sungai Dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, saat dihubungi, Selasa (4/2/2020).
Jarot mengatakan, sistem drainase di underpass itu memang seharusnya sudah diganti karena sudah berusia puluhan tahun.
Padahal kawasan Kemayoran itu sudah beralih fungsi dengan banyaknya permukiman dan apartemen sejak tahun 1991.
"Itu tahun 1988 dibangun tahun 1991 dulu kan untuk airport sekarang ada perubahan, makanya sistemnya harus dikaji, makanya fungsinya harus diubah. Gini misalnya dulu buat kantor, orang cuci tangan di kantor sekarang banyak apartemen. Lalu air hujan yang dulu masuk ke dalam tanah sekarang ada permukiman. Intinya ada perubahan peruntukan dari tahun 1988 sampai sekarang belum pernah (diganti sistem drainase nya)," ucap dia.
Ia mengatakan sekali lagi banjir yang berulang di kawasan Kemayoran harus dievaluasi.
"Kalau air laut naik hujan tinggi dan tidak lagi turun ke tanah berarti kan ada seseuatu yang kurang pas itu yang perlu dikaji," tutur dia.
Penanganan banjir rutin di Underpass Gandhi Kemayoran dilakukan PPK Kemayoran.
Adapun banjir merendam Underpass Gandhi terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut pada Minggu pagi kemarin. Hingga Senin kemarin pun kawasan itu masih tergenang.
Banjir yang merendam Underpass Gandhi ini juga bukan yang pertama kali terjadi.
Pada 24 Januari 2020 lalu, underpass tersebut juga sempat terendam banjir setinggi 2,5 meter.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/04/09005481/kementerian-pupr-sarankan-ppk-kemayoran-ganti-sistem-drainase-underpass