Salin Artikel

Menengok Pemakaman Satwa di Pondok Pengayom Satwa Ragunan

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jauh dari Kebun Binatang Ragunan, terdapat pemakaman khusus hewan.

Pemakaman ini bernama Pemakaman Satwa Pondok Pengayom Satwa yang berlokasi di Jalan Harsono RM Nomor 10, RT 9 RW 4, Ragunan, Jakarta Selatan.

Pondok Pengayom Satwa ini sudah cukup terkenal di antara pecinta hewan.

Pasalnya, tak jarang banyak pemilik hewan yang datang ke sini untuk menguburkan hewan peliharaannya atau mengkremasinya.

Ada sekitar 700 hewan peliharaan yang dikuburkan oleh pemiliknya di tempat tersebut.

Pantauan kompas.com, terdapat berbagai jenis nisan dengan bentuk yang unik serta dihiasi dengan macam-macam kata perpisahan dari para pemiliknya.

Uniknya, sejumlah nisan yang berada di pemakaman ini berbentuk hewan yang dikuburnya, seperti bentuk kuping kelinci dan kucing.

Berbagai macam kata-kata perpisahan pun tergores di nisan-nisan tersebut.

"Farewell our brother, our son, our friend, we will always love you", begitu bunyi kata-kata perpisahan yang tertulis di salah satu batu nisan hewan yang bernama Ricci.

Tukidjo, salah satu petugas Pondok Pengayom Satwa menjelaskan, kompleks taman makam shelter hewan ini didirikan pada tahun 1987 oleh Soeprapti, istri mantan Gubernur DKI Jakarta R Soeprapto.

Tukidjo menambahkan, yayasan Pondok Pengayom Satwa bergerak secara swasta tanpa dukungan pemerintah, namun tidak bekerja untuk keuntungan.

"Karena ini tidak cari untung, makanya banyak donatur yang nyumbang berupa uang atau makanan hewan," ujar Tukidjo saat ditemui Kompas.com, Kamis (13/2/2020).

Tukidjo menambahkan, selain kucing dan anjing, di tempat pemakaman satwa ini juga dimakamkan jenis hewan lainnya, seperti ular, burung, monyet, hamster, dan kelinci.

Tukedjo bercerita, sering kali pemilik hewan tersebut menangis ataupun mengadakan ritual atau upacara tertentu selama proses pemakaman hewan peliharaannya.

"Enggak jarang pemilik hewan yang nangis selama proses pemakaman. Ada juga yang pake ritual tabur bunga dan baca doa," ungkapnya.

Selain tempat pemakaman, Pondok Pengayom Satwa juga melayani jasa kremasi hewan.

Selain itu, tersedia juga ruang rawat inap, klinik kesehatan satwa, serta penitipan hewan.

Biaya yang dikeluarkan pun berkisar Rp 300.000-800.000, tergantung berat dan jenis hewan yang hendak dimakamkan.

"Ukuran makamnya itu rata-rata 0,5 meter x 1 meter. Kalau batu nisannya paling besar 30 x 40 sentimeter. Harga batu nisan berkisar Rp 700.000 hingga Rp 1 juta," ujar Tukidjo.

Selain itu, terdapat juga pajak retribusi perpanjangan makam dan penyewaan lahan makam sebesar Rp 75.000 per tahun.

Sedangkan bagi pemilik yang ingin mengkremasi hewan peliharaannya, biaya yang dikeluarkan Rp 300.000 untuk 5 kilo pertama, selanjutnya akan dikenakan biaya Rp 20.000 per kilonya.

Pondok Pengayom Satwa menerima jasad satwa untuk dikubur ataupun dikremasi pada pukul 09.00 - 15.00 WIB.

Apabila penyerahan jasad diterima lebih dari pukul 15.00 WIB, maka jasad tersebut akan disimpan di lemari pendingin dan dimakamkan keesokan harinya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/13/16274601/menengok-pemakaman-satwa-di-pondok-pengayom-satwa-ragunan

Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke