Bermodalkan sepeda yang digowesnya dari Banyuwangi, mereka ingin menyampaikan keluh kesah terkait aktivitas pertambangan emas di wilayahnya.
Di tengah rintik gerimis, mereka pun menggelar aksi damai di pintu tiga Istana Bogor.
Salah satu warga Banyuwangi, Andi Maskum mengaku bahwa ia butuh waktu 13 hari untuk sampai ke Bogor dari kampung halamannya itu dengan menggunakan sepeda ontel.
Kata Andi, kedatangan warga Banyuwangi ke Istana Bogor hanya ingin meminta kepada pemerintah supaya aktivitas pertambangan di wilayah mereka dihentikan.
"Tuntutannya kami ingin Gunung Salakan dan sekitarnya tidak menjadi tambang kalau bisa," ujar Andi.
Ia mengaku, warga di daerahnya sempat menyampaikan penolakan aktivitas tambang tersebut ke Bupati dan Gubernur setempat.
Namun, kata dia, hal itu tidak mendapat respons.
"Makannya kami datang ke sini (Istana Bogor) untuk bertemu presiden," katanya.
Aksi damai di depan Istana Bogor ini selesai setelah semua warga digiring ke Polresta Bogor Kota, menjelang magrib.
Menurut polisi, aksi tersebut tidak mendapat izin. Sehingga upaya pengamanan dilakukan untuk menjaga kawasan di sekitar Istana Bogor tetap kondusif.
"Kami bawa mereka di Mapolresta Bogor Kota dengan tujuan untuk memberikan pelayanan karena mereka naik sepeda beberap hari dari Banyuwangi. Aksi ini juga belum mendapat izin dan telah melewati batas waktu,” sebut Kabag Ops Polresta Bogor Kota Komisaris Polisi Prasetyo.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/26/22515401/cerita-warga-banyuwangi-13-hari-gowes-sepeda-ke-istana-bogor-hingga