Mereka berjalan kaki dari Kampus E di Kelapa Dua, Cimanggis, selama kurang lebih satu jam sebelum tiba di titik aksi Kampus D, Jalan Margonda Raya.
Pantauan Kompas.com, mahasiswa peserta demo rata-rata mengenakan jaket almamater dan menguasai nyaris seluruh badan jalan.
Akibatnya, Jalan Komjen Jasin atau Raya Kelapa Dua dan Margonda Raya dilanda kemacetan lebih dari 200 meter selama aksi long march berlangsung.
Aksi unjuk rasa ini menuntut pihak Universitas Gunadarma agar membenahi aneka sistem perkuliahan serta perbaikan fasilitas.
Para mahasiswa tampak membentangkan aneka spanduk protes, seperti "sistemku tak sebagus gedungku", "ada yang berantakan tapi bukan kamarku, melainkan kampusku", "jangan digulung karena kami sedang minta tulung".
Usai mencapai Kampus D, mereka telah disambut ratusan mahasiswa lain di halaman kampus.
"Turun! Turun! Turun!" mahasiswa di bawah mengajak aksi rekan-rekannya yang masih berdiam di lantai atas.
Salah satu mahasiswa Universitas Gunadarma yang enggan namanya disebutkan mengatakan, setidaknya ada tiga butir tuntutan yang dialamatkan kepada pihak manajemen kampus dalam rangka pembenahan sistem kuliah serta perbaikan fasilitas.
"Paling krusial adalah kebijakan pembayaran kuliah pecah blangko. Awalnya mahasiswa boleh mencicil dua kali, 50 persen di bulan pertama lalu 50 persen bulan kedua. Makin ke sini jadi 70-30. Kalau cicilan tidak dibayar, tidak keluar nilai, kemudian dianggap cuti," aku mahasiswa itu.
Mahasiswa juga merasa jengah karena sistem administrasi yang masih manual. Mahasiswa-mahasiswi Gunadarma di luar Depok harus mengurus administrasi di Kampus D, Margonda.
"Padahal kadang-kadang, mahasiswa sudah jauh-jauh dari kampus di Kalimalang, di Margonda tutup loketnya," ucap dia.
Hingga berita ini disusun, aksi unjuk rasa masih berlangsung. Belum satu pun pihak manajemen Universitas Gunadarma yang bisa dimintai keterangan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/09/12561801/ratusan-mahasiswa-universitas-gunadarma-demo-kampusnya-sendiri-tuntut