Salin Artikel

[POPULER JABODETABEK] Kecelakaan 3 Mobil di Jalur Transjakarta | Hoaks 29 Jalan Jakarta Disterilisasi

Peristiwa ini menjadi perhatian karena tabrakan terjadi akibat sebuah mobil yang lawan arah dan masuk ke jalur Transjakarta.

Mobil itu kemudian menabrak dua mobil lain yang juga sedang menerobos jalur Transjakarta yang sama.

Selain peristiwa ini, informasi lain yang menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com terkait dengan informasi hoaks jalanan di Jakarta yang akan disterilkan hingga soal instruksi Gubernur DKI Jakarta yang meminta warga tak keluar kota selama 3 pekan.

Jika Anda terlewat, berikut kami ringkas empat berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com:

1. Kecelakaan tiga mobil di jalur Transjakarta

Kecelakaan yang melibatkan tiga unit mobil terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan gedung Polda Metro Jaya, Kamis (19/3/2020) pukul 05.00 WIB.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar mengatakan, kecelakaan itu melibatkan mobil jenis Honda BRV dikendarai LCK, Suzuki APV dikendarai AFN, dan Daihatsu Grandmax dikendarai BG.

Fahri menjelaskan, kecelakaan berawal ketika LCK mengendarai mobil dengan memasuki jalur Transjakarta.

"LCK mengendarai mobil yang melaju dari arah selatan menuju arah utara. Dia melawan arah dan lewat jalur Transjakarta," kata Fahri saat dikonfirmasi, Kamis.

LCK menabrak dua mobil yang sedang parkir di jalur Transjakarta. Saat itu, pengendara kedua mobil yang diparkir tersebut sedang melakukan pengerjaan proyek pengecoran di jalur Transjakarta.

Akibat kecelakaan itu, LCK mengalami luka pada bagian dada dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Semua kendaraan (tiga mobil) juga mengalami kerusakan," ungkap Fahri.

Baca selengkapnya di sini.

2. Hoaks pesan berantai 29 jalan Jakarta disterilisasi

Sebuah pesan berantai beredar di aplikasi percakapan WhatsApp dengan memuat informasi sejumlah ruas jalan di wilayah DKI Jakarta disterilisasi guna mencegah penyebaran virus corona.

Dalam pesan itu, masyarakat diimbau menghindari melintas di 29 ruas jalan yang akan disterilisasi.

Alasannya, cairan disinfektan yang akan disemprotkan pada ruas jalan itu akan menimbulkan iritasi kulit dan mengganggu pernapasan.

"Informasi untuk seluruh warga DKI Jakarta pada tanggal 19 Maret 2020 pukul 14.30 s/d 22.00 WIB, dilarang untuk berpergian keluar rumah menggunakan kendaraan roda dua dan berjalan kaki. Dikarenakan akan ada pencegahan COVID-19 dengan penyemprotan disinfektan dosis tingkat 1 melalui udara yang dapat alergi pada kulit dan gangguan pernafasan. Sebagai langkah ini kami pihak pemerintah akan bekerja sama dengan kepolisian lalu lintas untung pengaturan kendaraan," demikian bunyi pesan berantai tersebut.

Berikut 29 ruas jalan yang akan disemprot cairan disinfektan berdasarkan informasi dalam pesan berantai itu.

1. Jalan Jaksa

2. Jalan Daan Mogot (Jakarta)

3. Jalan Gajah Mada (Jakarta)

4. Jalan Halim Perdanakusuma (Jakarta)

5. Jalan Hayam Wuruk (Jakarta)

6. Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)

7. Jalan Raya Pasar Minggu (Jakarta)

8. Jalan Jelakeng

9. Jalan Jenderal Ahmad Yani (Jakarta)

10. Jalan Jenderal Gatot Subroto (Jakarta)

11. Jalan Jenderal Sudirman (Jakarta)

12. Jalan Laksamana Yos Sudarso (Jakarta)

13. Jalan Letnan Jenderal MT Haryono (Jakarta)

14. Jalan Letnan Jenderal S Parman (Jakarta)

15. Jalan M. H. Thamrin

16. Jalan Mayor Jenderal DI Panjaitan (Jakarta)

17. Jalan Mayor Jenderal Sutoyo (Jakarta)

18. Jalan Medan Merdeka (Jakarta)

19. Jalan Pangeran Jayakarta

20. Jalan Prapatan (Jakarta)

21. Jalan Profesor Dokter Satrio (Jakarta)

22. Jalan Raya Bogor

23. Jalan Senen Raya (Jakarta)

24. Jalan Sisingamangaraja (Jakarta)

25. Jalur Jalan Raya Kota - Pondok Labu

26. Jalan Kramat Raya (Jakarta)

27. Jalan Salemba Raya (Jakarta)

28. Jalan Veteran (Jakarta)

29. Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim (Jakarta)

Baca selengkapnya di sini.

Anies memerintahkan para wali kota, camat, dan lurah untuk menyampaikan larangan tersebut kepada warga di wilayahnya masing-masing dalam rapat internal Pemprov DKI di Gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamis (19/3/2020).

"Saya penting garis bawahi, tolong kabari semua warganya, jangan meninggalkan Jakarta. Sampaikan kepada RT/RW (agar warganya) jangan meninggalkan Jakarta, kecuali genting/urgen, jangan pergi, tahan," ujar Anies dalam siaran pers resmi Pemprov DKI.

Baca selengkapnya di sini.

4. Kasus 03 lega dinyatakan positif corona, apa sebabnya?

Kasus 03 menceritakan pengalamannya begitu mengetahui dirinya positif Covid-19.

Dia mengaku justru lega saat diberitahu dokter RSPI Sulianti Saroso bahwa ia positif Covid-19.

Seperti dilansir dari BBC Indonesia, Kasus 03 bernama Ratri Anindjayadjati mengaku diberitahu dokter bahwa dia positif Covid-19 pada pukul 02.00 WIB.

"Itu pukul 02.00 WIB, saya dibangunin dokter dinyatakan positif, pertama saya kayak, kenapa dokter bangunin jam 02.00 pagi? Alasannya supaya tidak bikin panik," kata Ratri.

Setelah itu, Ratri lantas menulis laporan tersebut dan ia kirimkan ke keluarga. Kemudian ia melanjutkan tidurnya seperti semula. Ratri mengaku lega karena akhirnya tahu penyakit yang dideritanya.

Menurut dia hal ini lebih baik daripada diisolasi tetapi tidak tahu apa yang terjadi. Terlebih dia merasa kondisi tubuhnya tidak sakit.

Ratri mengaku tak khawatir setelah dinyatakan positif Covid-19, karena ia tahu bahwa angka kesembuhan penyakit ini mencapai 98,9 persen.

Menurut dia, yang membuat mereka khawatir adalah tahu secara tiba-tiba lewat media dan rumahnya dikerubungi wartawan.

"Tapi waktu tahu ibu sama adik saya positif ya saya enggak apa-apa, saya tahu mereka bakal sembuh, dan malah bagus mereka diisolasi," kata dia.

Adapun ibu dan adik Ratri merupakan dua kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Mereka bertiga berhasil sembuh setelah dua minggu lebih diisolasi di RSPI Sulianti Saroso.

Baca selengkapnya di sini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/20/07281481/populer-jabodetabek-kecelakaan-3-mobil-di-jalur-transjakarta-hoaks-29

Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke