Salin Artikel

Kisah Calon Pengantin Batal Nikah di Menit Terakhir: Sedih, tapi Demi Kemanusiaan...

Begitu lah curhatan Sisca Chaterine (33), setelah rencana pernikahannya batal di tengah merebaknya Virus Corona di Indonesia.

Semua persiapan sekitar setahun sudah rampung. Namun, akhirnya keputusan pembatalan pernikahan diambil pada menit-menit terakhir.

Rencananya, Chaterine akan menikah dengan pasangannya Christ Rendri (33).

Sesuai jadwal, prosesi pernikahan secara agama akan dilakukan di Gereja HKBP Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (21/3/2020) pagi.

Setelah itu, mereka dan keluarga besar keduanya akan melanjutkan acara pesta adat Batak di salah satu gedung di Bekasi.

Sebanyak 700 undangan pesta adat dan 500 undangan nasional sudah disebar jauh-jauh hari.

Sampai pekan lalu, semua masih sesuai rencana. Namun, Chaterine mulai bimbang ketika pihak Istana mengumumkan Menteri Budi Karya positif terinfeksi Virus Corona.

Setelah ditelusuri, salah satu rekan kerjanya pernah kontak langsung dengan Menhub. Sementara Chaterine sempat kontak langsung dengan rekannya tersebut. (Belakangan, ia baru mendapat kepastian negatif Corona)

"Aku langsung diskusi dengan pasangan," cerita dia.

Dalam ketidakpastian saat itu apakah dia terinfeksi Covid-19 atau tidak, Chaterine dan pasangannya sepakat untuk menunda acara adat Batak. Mereka ingin semua keluarganya tetap sehat.

Perlu diketahui, acara adat Batak lazimnya melibatkan banyak orang. Bahkan, sampai ribuan orang.

Prosesi adat berjalan sejak siang dan biasanya berakhir pada petang, bahkan hingga malam.

Selama prosesi adat berlangsung, kontak fisik antarmanusia biasa terjadi. Bersalaman, duduk berdekatan, berbaris rapat ketika prosesi adat, dan lainnya. Social distancing tidak terjadi.

Tentu, kondisi tersebut rentan terjadi penyebaran virus Corona. Pasalnya, tidak bisa diketahui apakah ada orang yang membawa virus tersebut atau tidak.

Terlebih lagi, di antara mereka yang hadir termasuk dalam kelompok paling rentan terinfeksi, yakni orang yang berusia lanjut (lansia) dan orang yang memiliki kondisi medis kronis, seperti memiliki penyakit jantung, diabetes, dan paru-paru.

Keluarga bertahan

Chaterine dan Rendri kemudian membawa keputusan mereka kepada keluarga masing-masing. Berbagai pertimbangan disampaikan.

Namun, keluarga keduanya tetap ingin pernikahan berjalan sesuai rencana. Keluarga meyakinkan bahwa Yang Kuasa akan melindungi.

"Sampai Senin malam, keputusan keluarga harus jalan. Saya sempat sempet down. Dalam hati sedih sebenarnya," ucapnya.

Dengan berat hati, keduanya ikut pada keputusan keluarga.

Technical meeting kemudian dilakukan, Selasa. Semua vendor yang hadir masih meyakinkan agar acara berjalan sesuai rencana.

Untuk pencegahan, akan disiapkan hand sanitizer di gedung.

Namun, ia menilai, banyak pihak hanya menyinggung soal keimanan, tapi tidak melihat realitas bagaimana penyebaran virus Corona yang sudah mengkhawatirkan, khususnya di Jakarta dan sekitarnya.

"Ini bukan masalah kita doang," ucapnya.

Keresahan dia dan pasangannya saat itu adalah pihak vendor tidak bersedia mengundur tanggal pernikahan.

Jika acara dibatalkan Sabtu ini, maka uang yang sudah disetor dianggap hangus.

Padahal saat itu, Chaterine hanya tinggal membayar sisa uang untuk katering. Selain itu, semuanya sudah lunas.

Hari ke hari, angka orang yang terinfeksi Covid-19 semakin melonjak. Pasien yang meninggal lebih banyak dibanding yang sembuh.

Akhirnya, Rabu (18/3/2020), pihak gedung menyampaikan bahwa warga sekitar menolak ada acara di dalam gedung untuk sementara waktu.

Hal itu sesuai imbauan pemerintah agar tidak menggelar acara yang melibatkan banyak orang. Jadi, pembatalan datang dari pihak gedung.

"Satu sisi aku happy," kata dia.

Akhirnya, pesta adat diputuskan untuk ditunda. Pihak gedung memastikan seluruh uang yang sudah disetor kepada vendor tidak akan hangus.

Namun, belum ada keputusan dari vendor di luar rekanan gedung.

Setelah itu, kedua keluarga sepakat hanya akan menggelar pemberkatan di gereja.

Persiapan acara di gereja dilakukan. Pihak gereja menyampaikan agar undangan terbatas dan waktu prosesi akan dipercepat.

Imbauan agar tidak bersalaman dan menjaga jarak satu dengan yang lain akan diterapkan selama acara.

Opsi lain, pendeta berkenan hadir di rumah jika keluarga ingin pemberkatan dilakukan di rumah.

Batal menit terakhir

Namun, pemberitaan penyebaran Covid-19 semakin masif. Bermacam info dampak Covid-19 yang belum terkonfirmasi banyak diterima keluarga.

Keluarga semakin khawatir. Selain itu, keluarga juga ingin agar prosesi sakral tersebut dapat disaksikan sanak saudara tanpa ada batasan jumlah undangan.

Akhirnya, satu hari jelang pernikahan, keluarga memutuskan untuk menunda pula pemberkatan pernikahan sampai waktu yang belum ditentukan.

"Aku merenung, ini yang terbaik. Satu sisi aku bahagia, takut ada yang kena (infeksi Covid-19). Sekarang sudah ikhlas, tapi belum bisa menerima," ucapnya.

Chaterine berharap kepada pemerintah untuk ikut membantu pasangan-pasangan yang hendak menikah dalam waktu dekat, agar mereka tidak terpukul semakin dalam.

Misalnya, mengatur agar semua vendor bersedia mengundur acara tanpa penalti. Toh, vendor belum mengeluarkan biaya persiapan jika ditunda jauh hari.

Faktanya sekarang, kata dia, banyak calon pengantin yang bertahan lantaran sudah mengeluarkan hingga ratusan juta rupiah.

"Uang yang keluar tidak sedikit. Kalau kita egois yah tetap aja jalan, tapi kita mengorbankan banyak orang. Jadi perlu ada ketegasan dari pemerintah untuk mengatur," ucapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/21/06050051/kisah-calon-pengantin-batal-nikah-di-menit-terakhir--sedih-tapi-demi

Terkini Lainnya

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke