Salin Artikel

Telur Ceplok, Kampanye Edward Suhadi agar Masyarakat Tak Panic Buying di Tengah Pandemi Covid-19

Sejumlah masyarakat memborong bermacam barang untuk stok kebutuhannya sehari-hari. Mereka khawatir stok makanan habis dan kelaparan.

Namun, panic buying ini hanya terjadi di segelintir masyarakat yang memiliki uang cukup untuk membeli bahan-bahan pokok secara berlebihan.

Bagi mereka yang tak punya uang banyak, hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Bahkan ungkapan “mereka yang punya duit yang bertahan” seolah menjadi kenyataan.

Hal tersebut mencuri perhatian banyak orang. Banyak yang prihatin dengan kondisi tersebut.

Salah satunya Edward Suhadi, seorang Creative Director di perusahaan di Jakarta. Ia mengaku miris melihat keadaan tersebut.

Merespons kondisi tersebut, ia membuat kampanye agar masyarakat tidak panik di tengah pandemi Covid-19

Belakangan, video-video yang dibuatnya disambut positif dan viral di media sosial. Seperti video kurva, penimbunan, masker hingga telor ceplok ala Edward.

Bahkan video tersebut kerap disadur banyak orang termasuk influencer.

Ide telur ceplok

Edward membuat video "selalu ada telur ceplok" merespons panic buying di tengah masyarakat.

Dalam video yang dikemasnya, Edward mengingatkan bahwa setiap orang hanya butuh telur ceplok untuk hidup.

Sebab, semua orang di Indonesia suka dengan telur ceplok, apalagi kalau ditambah kecap.

Edward menjelaskan, berbahaya jika panic buying terus terjadi. Mulai dari harga naik dan stok malah kosong.

Hal itu sudah terjadi pada masker dan hand sanitizer. Kondisi itu merugikan orang yang sangat membutuhkan barang-barang itu seperti dokter, dan perawat.

Menurut dia, masyarakat seakan lupa bahwa telur yang sebenarnya menjadi kebutuhan banyak orang.

“Terlintas aja, ini kan keseharian aja, ngingetin orang untuk tidak panic buying dalam keadaan yang begini. Kenapa telur ceplok, karena kita suka lupa makanan favorit yang sebenernya murah, kalorinya tinggi, enggak usah panik, makan telur itu udah kenyang,” ujar Edward kepada Kompas.com, Jumat (26/3/2020) malam.

Kampanye pasukan telur

Laki-laki umur 41 tahun ini mengatakan, dengan adanya kampanye tersebut, masyarakat bisa sadar di balik wabah virus Corona, banyak orang lain yang kesulitan memenuhi kebutuhannya.

Untuk itu, ia merealisasikan kampanye pasukan telur untuk membantu masyarakat di akun media sosial Twitternya.

Ia aktif di Twitternya menawarkan bantuan ke pengikutnya. Tawaran itu banyak di-retweet masyarakat dan ratusan pesan meminta untuk dibantu.

“Pasukan telur direspons banyak orang, semua antusias, banyak dari mereka yang message ke saya untuk dibantu,” kata Edward.

Tanpa mengetahui latar belakang, status, hingga apakah mereka benar-benar perlu dibantu, Edward rela memberikan bantuan kepada mereka yang mengirim pesan ke akun Twitternya.

Setiap hari, ada sejumlah orang yang dibantunya menggunakan uang pribadinya.

Ia tak memikirkan jikalau ada di antara mereka yang menipu. Sebab, niatnya memang hanya membantu mereka yang membutuhkan.

Sebab, ada banyak masyarakat kecil terdampak akibat Covid-19.

“Saya mah yang penting mereka menyalurkan, bohong atau enggak itu yang seperti saya bilang di media sosial ‘Jangan 1 orang brengsek membuat kita terlalu banyak mikir sehingga 50 orang kesusahan enggak dapat pertolongan apalagi dengan kondisi seperti ini,” kata dia.

Banyak beri donasi

Seiring berjalan waktu dan kampanye pasukan telurnya viral, lama ke lamaan para followers-nya banyak yang menawarkan donasi.

Akhirnya, dia menyambungkan para pendonasi ini dengan mereka yang membutuhkan. Pendonasi dan mereka yang membutuhkan ini sama-sama followers Edward.

“Ya saya nyambungin aja sekarang. Misalnya, dia ada yang kirim pesan ke saya butuh gitu untuk makan. Ya terus saya sambung ke pendonasinya lalu diberi bantuan, semacam jadi perantara,” kata dia.

Edward bahagia saat ini banyak masyarakat yang dibantu dan membantu dengan kampanye yang dibuatnya.

Apalagi mereka yang dibantu kerap mengirimkan kata-kata semangat dan berjanji akan menebarkan kebaikannya ke orang lain.

Hal itu membuatnya tersentuh dengan antusias masyarakat.

“Mereka pas dapat bantuan ada yang langsung bilang terima kasih, bahkan ada yang lapor KTP, dia bilang enggak lari dan dia bener mau meneruskan apa yang diterimanya ke orang lain,” ucap dia.

Ia berharap dengan kampanye yang dibuatnya masyarakat saat ini bisa mengerti betapa pentingnya menyisihkan untuk membantu sekeliling lingkungan yang membutuhkan.

“Harapannya makin banyak lagi masyarakat yang menyisihkan bagi mereka yang berkekurangan. Karena kalau pemerintah sendiri, ya tidak akan kuat,” ucap dia.

Edward juga meminta agar masyarakat terus berada di rumah dan tidak panik.

Sebab hanya dengan demikian, masyarakat bisa membantu pemerintah memutus wabah Covid-19.

“Harapannya sebisa mungkin jangan bersentuhan (phyisical distanting) dulu, tinggal di rumah sampai rantainya putus,” Kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/28/14560461/telur-ceplok-kampanye-edward-suhadi-agar-masyarakat-tak-panic-buying-di

Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke