PSBB akan diberlakukan di Kota Depok pada Rabu (15/4/2020) guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang disebabkan virus corona tipe 2 atau SARS-CoV-2.
Roy mengatakan, tanpa adanya dapur umum, PSBB rentan menyengsarakan warga yang sudah tinggal di dalam rumah sejak bulan Maret lalu.
"Sudah sebulan rakyat harus tinggal di dalam rumah. Sampai sekarang tidak ada bantuan ke masyarakat," kata Roy melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020) pagi.
"Kalau tidak ada dapur umum di kelurahan seperti yang diperintahkan pemerintah pusat, bagaimana rakyat yang sudah kehilangan pendapatan harian bisa makan?" ujar dia.
Dalam hemat Roy, Pemerintah Kota Depok semestinya membangun dapur-dapur umum di setiap kelurahan di Kota Depok.
Hal itu guna menjamin agar warga tetap "anteng" berdiam di rumah karena urusan perut mereka telah terpenuhi.
"Masyarakat dengan sadar akan tetap di rumah tanpa takut adanya kelaparan, sehingga tentu ketika pemerintah memberlakukan PSBB, masyarakat sudah siap," ujar Roy.
"Ini untuk menjamin agar masyarakat patuh diam di rumah, sekaligus antisipasi warga kelaparan. Keberadaan dapur umum sangat penting untuk mendukung pencegahan penyebaran Covid-19," tambah dia.
"Pemerintah Depok jangan hanya main menetapkan PSBB tapi tidak siap untuk melayani rakyat yang diharuskan tinggal di rumah. Nanti akan timbul persoalan baru," tutup Roy.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Depok masih mengandalkan program Kampung Siaga Covid-19 di level RW.
Hingga Sabtu (11/4/2020), Kampung Siaga Covid-19 diklaim telah menjangkau 97,6 persen wilayah Depok.
Program ini, salah satunya mencanangkan terbentuknya lumbung logistik warga yang kelak dipakai ketika keadaan darurat atau didistribusikan kepada warga yang rentan dan membutuhkan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/13/09344781/sebelum-tetapkan-psbb-pemkot-depok-diminta-lebih-dulu-gencarkan-dapur