Salin Artikel

Ketika Jalur Tikus Digunakan sebagai Akses ke Luar Jakarta oleh Pemudik dan Oknum Travel Gelap

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki hari ke-18 Operasi Ketupat 2020, polisi masih menemukan kendaraan travel gelap yang mencoba mengangkut pemudik di tengah aturan larangan mudik akibat pandemi Covid-19.

Kendaraan travel gelap artinya kendaraan pribadi berpelat hitam yang dialihfungsikan sebagai kendaraan umum untuk mengangkut pemudik ke luar Jakarta.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, tercatat 228 kendaraan travel gelap mengangkut 1.389 pemudik selama 18 hari Operasi Ketupat 2020 sejak 24 April hingga 11 Mei 2020.

Adapun, 202 dari total keseluruhan kendaraan travel gelap terjaring operasi penyekatan pada tanggal 8 hingga 10 Mei 2020. Para pengemudi kendaraan travel dilaporkan mengangkut 1.113 pemudik menuju wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sebanyak 202 kendaraan travel itu terdiri dari 11 unit bus, 112 unit minibus 112, 78 mobil pribadi, dan sebuah truk pengangkut barang yang dialihfungsikan untuk mengangkut penumpang.

Para pengemudi travel dikenakan saksi tilang dengan dijerat Pasal 308 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan denda maksimal Rp 500.000 atau kurungan penjara maksimal dua bulan.

Untuk pengemudi truk dikenakan Pasal 303 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan karena mengalihfungsikan kendaraan barang untuk mengangkut penumpang.

Sementara itu, para pemudik langsung diputar balik atau diimbau kembali ke Jakarta.

Melalui jalur tikus

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, sebagian besar kendaraan travel gelap terjaring operasi penyekatan saat mencoba keluar wilayah Jakarta melalui jalur-jalur tikus.

"Kami amankan mereka, ada yang di tol, arteri, dan paling banyak di jalur tikus. Kami sudah mapping pergerakan mereka dan bisa kita amankan di jalur-jalur tersebut," kata Sambodo dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui Youtube Polda Metro Jaya, Senin (11/5/2020).

Oleh karena itu, kini, polisi telah memetakan jalur-jalur tikus yang biasa dilalui oleh kendaraan travel gelap berpenumpang. Kemudian, polisi akan memperketat operasi penyekatan di jalur tikus tersebut.

Sambodo menegaskan, tak ada anggota polisi yang menerima sogokan untuk meloloskan para pemudik di jalur-jalur tikus.

Sebagai Dirlantas Polda Metro Jaya, lanjut Sambodo, dia tak segan memecat anggotanya jika terbukti menerima sogokan dari masyarakat.

Dia bahkan meminta masyarakat merekam perbuatan anggota kepolisian yang terbukti menerima sogokan untuk dijadikan barang bukti pemeriksaan.

"Kepada seluruh masyarakat, apabila ada anggota Polri yang menerima sogokan pemudik, tolong videokan, tolong data. Kami akan tindak tegas dan bahkan saya tidak akan ragu-ragu mengusulkan agar anggota tersebut dipecat," ujar Sambodo.

Mematok harga tiga kali lipat

Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan oknum penyedia jasa travel gelap menaikkan tarif hingga tiga kali lipat dari harga normal dengan janji bisa mengangkut pemudik ke luar Jakarta.

"Contoh yang mau ke Brebes, Jawa Tengah, tiketnya Rp 500.000 padahal harga normal Rp 150.000. Ada yang ke Cirebon, tiketnya Rp 300.000 padahal harga normal Rp 100.000," kata Sambodo.

Mereka menawarkan jasa antar pemudik ke sejumlah kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur melalui media sosial Facebook atau Instagram.

Oleh karena itu, polisi akan meningkatkan patroli siber di media sosial khususnya Facebook dan Instagram guna mencegah adanya travel gelap ke depannya.

"Tentu saja (ada patroli siber) kareba mereka kan banyak iklan di media sosial," ungkap Sambodo.

Imbauan tidak mudik

Melihat fenomena masih ditemukannya pemudik yang mencoba keluar Jakarta menggunakan travel gelap, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengimbau masyarakat tetap tinggal di Jakarta guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Hal ini mengacu pada larangan mudik yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, melalui konferensi video, Selasa (21/4/2020).

"Kami imbau masyarakat untuk tidak pulang ke kampung halaman, kasihan keluarga di kampung. Ikuti anjuran pemerintah ini untuk saudara-saudara kita semua yang di Jakarta ini," ungkap Yusri.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/12/08373691/ketika-jalur-tikus-digunakan-sebagai-akses-ke-luar-jakarta-oleh-pemudik

Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke