"Screening melalui rapid test secara masif akan dilakukan di pasar-pasar, stasiun, check point, tempat ibadah dan kerumunan, serta 5 kelurahan tertinggi (kasus Covid-19) zona merah," jelas Idris melalui keterangan tertulis kepada wartawan pada Rabu (15/5/2020) malam.
Ia mengklaim, pihaknya menargetkan total 5.000 orang akan disasar dalam program rapid test massal ini.
Pemilihan metode rapid test dikritik karena akurasinya jauh di bawah akurasi metode tes swab (pengambilan sampel lendir tenggorokan) berbasis PCR yang diuji di laboratorium.
Apalagi, tepat pekan lalu, Idris mengklaim akan menggelar tes swab PCR besar-besaran dalam waktu dekat untuk menjaring ODP, PDP, tenaga kesehatan, pedagang pasar, serta pelaku perjalanan.
Namun hingga kini, rencana itu tak kunjung terang pelaksanaannya.
"Sudah dirapatkan pelaksanaannya (tes massal). Alat-alat dari provinsi baru di-drop ke Rumah Sakit Universitas Indonesia," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Minggu (10/5/2020).
Sebagai informasi, data terbaru per Rabu (13/5/2020), Depok mencatat 365 pasien positif Covid-19 dengan 66 orang di antaranya sembuh dan 21 orang lainnya meninggal dunia.
Di samping itu, jumlah kematian suspect (terduga)/PDP Covid-19 di Depok terus bertambah, menjadi 65 kematian suspect pada Rabu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/14/09294901/belum-kunjung-swab-pcr-massal-depok-akan-rapid-test-5000-orang