JAKARTA, KOMPAS.com - Kecamatan Pademangan kini rutin menggelar rapid test Covid-19 massal untuk mencari tahu peta sebaran virus ini.
Camat Pademangan Mumu Mujtahid mengatakan, saat ini paling tidak ada 50 orang warga yang menjalani rapid test setiap harinya.
Namun, di awal Kecamatan Pademangan menggelar rapid test Covid-19 secara massal, tak banyak warga yang berminat.
Pada hari pertama rapid test Covid-19 di Kelurahan Pademangan Barat, 6 April 2020 lalu, hanya ada 14 orang yang ikut.
"Kan banyak juga yang enggak mau di-rapid test, mereka takut dikucilkan atau apalah. Kemudian saya bilang enggak apa-apa, tapi bikin surat pernyataan kalau sakit tidak perlu diurus pemerintah. Akhirnya enggak ada yang berani," ucap Mumu.
Setelah itu, atas izin dari Walikota Jakarta Utara, kegiatan rapid test dipindahkan ke RPTRA setempat.
Di hari kedua, jumlah warga yang mengikuti rapid test mulai meningkat hingga 60 orang. Tren tersebut yang kemudian terus terjadi hingga hari ini.
Mumu menyampaikan, hingga hari ini sudah ada 1445 warga yang menjalani rapid test Covid-19. Dari pemeriksaan tersebut, 593 warga di antaranya dirujuk untuk menjalani swab test karena antibodi mereka dinyatakan reaktif.
"Yang positif swab test ada 150 dari 593 sampel. Dan juga masih ada 79 orang yang masih menunggu hasil swab test," ucap Mumu.
Sebanyak 150 pasien positif tersebut terbagi atas 115 kasus di Kecamatan Pademangan Barat, ada 18 kasus positif di Kelurahan Pademangan Timur, dan 17 kasus dari Kelurahan Ancol.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/19/09485441/takut-dikucilkan-jadi-alasan-masyarakat-pademangan-tak-mau-rapid-test