Kapolsek Pagedangan AKP Efri mengatakan, salah satu yang didalami anggotanya soal pembelian pil eksimer yang digunakan pelaku dalam mencekoki korban sebelum melakukan pemerkosaan.
"Sedang kita dalami soal pil eksimer itu. Di mana belinya, sedang kami kembangkan sampai ke situ," ujar Efri saat dihubungi, Senin (15/6/2020).
Namun, kata Efri, saat ini anggotanya sedang mendalami hal teknis mengenai penyidikan.
Pasalnya, saat ini baru empat dari tujuh pelaku pemerkosaan yang sudah ditangkap.
"Kami sedang dalami terkait hal teknis lagi soal penyidikan. iya baru 4 (tersangka). Tiga lainnya masih DPO," katanya.
Polisi juga masih mendalami soal pengakauan para pelaku memberikan pil eksimer atas permintaan korban.
Sementara pengakuan pelaku itu belum bisa terkonfirmasi, karena korban meninggal dunia setelah peristiwa itu.
"Pengakuan para tersangka, kalau korban yang meminta pil eksimer dan uang. Itu perlu kami kaji. Korban sudah meninggal, ini tidak terkonfirmasi," ucap Efri.
Sebelumnya, seorang anak wanita berusia 16 tahun di Pagedangan, Kabupaten Tangerang menjadi korban pemerkosaan oleh tujuh orang pria hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Peristiwa itu bermula ketika korban berkenalan dengan salah satu tersangka bernama Fikri Fadhilah lewat media sosial.
Dari perkenalan tersebut, hubungan Fikri dan korban berlanjut hingga mereka berdua berpacaran.
Suatu ketika Fikri membujuk rayu korban yang masih berusia di bawah umur untuk mau berhubungan badan dengan dirinya.
"Pada hari Sabtu, 18 April 2020 sekitar jam 01.00 WIB, tersangka 1 menjemput korban dan membawa ke rumah tersangka Sudirman di Desa Cihuni, Pagedangan, Kabupaten Tangerang," kata Efri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/6/2020).
Di lokasi tersebut, sudah ada tersangka lain yaitu Sudirman si pemilik rumah, Denis, Anjayeni, Rian, Dori, dan Diki.
"Kemudian, korban meminta pil kuning (eksimer) sebelum melakukan persetubuhan dan juga meminta uang Rp 100.000 per orang untuk bisa menyetubuhinya," ucap Efri.
Sudirman lantas pergi mencari pil eksimer itu dan kembali setelah 20 menit kemudian. Ia membeli tiga butir eksimer dalam waktu tersebut.
Lalu, tersangka lainnya bernama Fikri Fadhilah langsung mencekoki korban dengan tiga butir eksimer itu sekaligus.
Mengonsumsi tiga butir pil sekaligus membuat korban kehilangan kesadaran. Momen itulah yang dimanfaatkan para tersangka menyetubuhi korban secara bergiliran.
Setelah menyetubuhi korban, masing-masing dari mereka memberikan uang Rp 100.000.
"Akibat kejadian tersebut, korban sakit dan pada tanggal 26 Mei 2020 dibawa ke Rumah Sakit khusus jiwa Darma Graha Serpong," ujar Efri.
Tapi pada tanggal 9 Juni 2020 lalu, keluarga mengambil paksa korban dari rumah sakit. Namun pada tanggal 11 Juni 2020 korban meninggal dunia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/15/15115311/polisi-dalami-soal-pil-eksimer-yang-dibeli-7-pemerkosa-anak-di-tangerang