Salin Artikel

Dua Kali Lonjakan Jumlah Pasien Covid-19 di Jakarta dalam Sepekan Terakhir

JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan jumlah pasien Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta terjadi dalam sepekan terakhir. Tercatat dua kali Jakarta memecahkan rekor jumlah penambahan pasien per hari sejak pertama kali kasus Covid-19 diumumkan pada 2 Maret 2020.

Lonjakan pertama terjadi pada Rabu (8/7/2020). Saat itu, jumlah penambahan pasien Covid-19 di Jakarta sebanyak 344 orang.

Jumlah ini melampaui penambahan kasus tertinggi sebelumnya yang terjadi pada 5 Juli 2020. Saat itu, jumlah penambahan kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 256 pasien dalam waktu satu hari.

Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti menjelaskan, tingginya penambahan kasus ketika itu karena adanya puluhan warga yang baru kembali dari luar negeri dan transit di Jakarta.

Tercatat, ada 51 orang dari total penambahan kasus yang baru kembali dari luar negeri dan terpapar virus SARS-Cov-2019.

"Warga Negara Indonesia yang baru kembali dari luar negeri beralamat tinggal dari berbagai provinsi, namun untuk sementara transit dan menjalani isolasi di Jakarta sebanyak 51 orang," kata Widyastuti.

Selain itu, sebanyak 36 orang merupakan penambahan laporan akumulasi pasien Covid-19 yang baru dilaporkan salah satu laboratorium rumah sakit.

Akan tetapi, meski tanpa penambahan kasus khusus di atas, jumlah penambahan pasien Covid-19 di hari Rabu tetap melebihi jumlah tertinggi sebelumnya.

Sebanyak 257 orang merupakan penemuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien, hasil contact tracing maupun active case finding.

Lonjakan kedua

Lonjakan kedua penambahan kasus Covid-19 di ibu kota terjadi pada Sabtu (11/7/2020). Jumlah ini melampaui penambahan kasus tertinggi pada hari Rabu.

Total, jumlah penambahan kasus Covid-19 yang diumumkan Dinkes DKI Jakarta mencapai 359 orang.

Tak ada penjelasan khusus yang disampaikan Dinkes DKI terkait lonjakan pasien Covid-19 tersebut.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati hanya memaparkan data pasien Covid-19 dalam keterangan tertulisya.

Ani menuturkan, dari total keseluruhan pasien positif Covid-19 di Jakarta, 9.040 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 691 orang dilaporkan meninggal dunia. 

Sampai dengan kemarin, 495 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.732 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sementara itu, 299 orang berstatus dalam pemantauan (ODP) dan 790 pasien dalam pengawasan (PDP).

Kasus naik meski tes berkurang

Epidemiolog sekaligus pakar biostatisika Eijkman-Oxford Clinical Research Unit, Iqbal Elyazar mengungkapkan, penularan Covid-19 semakin banyak ditemukan belakangan ini di Jakarta.

Persentase kasus positif Covid-19 yang ditemukan makin tinggi, walau jumlah tes justru menyusut pada pekan pertama Juli 2020 dibanding bulan lalu.

Data yang digunakan sebagai perbandingan sengaja menggunakan data rata-rata mingguan, bukan data harian yang cenderung naik-turun dan sulit disimpulkan begitu saja.

"Sebaiknya dilihat per minggu saja, daripada dilihat per hari. Hasilnya, semakin banyak orang terinfeksi baru yang ditemukan," ujar Iqbal kepada Kompas.com pada Kamis (9/7/2020).

"Perlu ada data tambahan apakah orang-orang ini berasal dari pasien yang masuk ke rumah sakit (umumnya PDP) atau masuk dari pelacakan (umumnya OTG)," tambah dia.

Pada pekan pertama Juni, rasio temuan kasus positif Covid-19 di Jakarta sebesar 3,7 persen Namun, jumlah tes masih sedikit, yakni 18.326.

Dari sana, ditemukan 677 orang terinfeksi virus corona.

Pada pekan terakhir Juni, rasio itu meningkat jadi 3,8 persen. Temuan pasien positif Covid-19 meningkat hingga 1.222 kasus, namun jumlah tes juga berlipat sampai 31.971.

Pekan pertama Juli, rasio melonjak ke angka 5,4 persen. Temuan pasien positif Covid-19 bertambah sampai 1.551 orang, padahal jumlah tes merosot jadi 28.737.

"Perlu kejelasan dari otoritas kesehatan dan Gugus Tugas, dari jalur mana kontribusi kenaikan kasus itu terjadi, sehingga dapat menjelaskan apakah karena situasinya memang tambah parah, atau karena ada upaya penemuan/diagnosis/pelaporan yang lebih baik," ujar dia.

"Yang jelas masih banyak orang-orang terinfeksi di luar sana yang belum terdeteksi. Ini secara akumulatif akan meneruskan rantai penularan Covid-19," tambah Iqbal, yang juga kolaborator saintis pada lembaga swadaya LaporCOVID-19.

Ia melanjutkan, kenaikan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 kemungkinan bisa disebabkan karena tiga faktor. Hal ini berlaku secara nasional, bukan hanya di Jakarta.

Pertama, meningkatnya kesempatan interaksi antara orang yang terinfeksi dengan orang yang belum terinfeksi.

"Bergerak bebasnya orang terinfeksi yang belum tertangkap oleh sistem pelacakan merupakan resep untuk bencana. Semakin sedikit tracing (pelacakan), semakin banyak orang baru yang terinfeksi," jelas Iqbal.

"Kedua, perilaku pencegahan (jaga jarak aman, pakai masker dengan benar, cuci tangan yang benar) oleh individu dan masyarakat tidak maksimal," tutur dia.

Terakhir, ada peluang berubahnya sifat virus corona menjadi lebih ganas. Namun, anggapan ini masih harus dibuktikan dengan data klinis dan data genetik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/12/08333191/dua-kali-lonjakan-jumlah-pasien-covid-19-di-jakarta-dalam-sepekan

Terkini Lainnya

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke