Salin Artikel

Bantah Klaim Polisi, Sopir Ambulans Mengaku Belum Damai dengan Pegawai Dishub yang Mengadangnya

DEPOK, KOMPAS.com - Sebuah insiden pencegatan ambulans membawa pasien di Jalan Raya Sawangan, Depok oleh pegawai Dinas Perhubungan Kota Depok berinisial HR viral di media sosial pada Sabtu (11/7/2020) lalu.

Masalah ini berbuntut panjang dan sempat dibawa ke kepolisian pada Sabtu malam.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok, Kompol Wadi Sabani mengeklaim bahwa sopir ambulans, SN dengan HG sudah menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

"Belum ada laporan resmi justru dari pihak sopir ambulans kemarin sore datang ke sini didampingi juga dari pihak ambulans justru malah meminta untuk diselesaikan secara kekeluargaan," kata Wadi kepada wartawan, Senin (13/7/2020).

"HG dan sopir ambulans sudah menyatakan musyawarah atau selesai secara kekeluargaan. Kami di sini memfasilitasi saja. Sejauh ini yang sudah clear, secara hitam di atas putih menyelesaikan secara kekeluargaan yaitu antara HG dan sopir ambulans," imbuhnya.

Namun, SN membantah klaim polisi. Ia mengaku tak pernah menyatakan apa pun secara tertulis pernyataan damai dengan HG seperti diklaim Wadi.

"Belum. Belum ada (kesepakatan damai)," kata SN ketika dua kali dikonfirmasi Kompas.com pada Senin siang.

Wadi menambahkan, masalah yang masih menggantung ada pada pihak keluarga pasien dan warga sipil yang turut mengawal ambulans tersebut serta ikut cekcok dengan HG di jalan.

"Kalau dengan pengawal ambulans, yang melakukan pengawalan pribadi ini atas nama L, kemudian anak pasien yang ada di dalam ambulans atas nama NP, saat ini belum ada hitam di atas putih mau seperti apa," jelas dia.

SN selaku sopir ambulans menyatakan bahwa masalah ini masih kemungkinan berlanjut, namun menunggu keputusan pihak keluarga pasien.

I, salah satu tenaga medis yang ada di dalam ambulans mendampingi pasien saat insiden itu, juga menyampaikan hal yang sama.

"Menunggu pihak keluarga pasien. Keputusan ada di pihak keluarga pasien," kata SN.

"Untuk kelanjutannya masih dalam proses, ya, Mas," tambah I kepada Kompas.com, Senin siang.

Sebagai gambaran, insiden pencegatan ambulans membawa pasien ini diawali karena HG merasa tak terima motornya bersenggolan dengan ambulans yang tengah terburu-buru.

Padahal, prioritas bagi ambulans membawa penumpang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, tepatnya Pasal 134 huruf b.

Di sisi lain, HG juga disebut menyusul kendaraan dan menyerempet ambulans dari sisi kiri.

HG sempat mau mencabut kunci motor warga sipil yang mengawal ambulans itu, sebelum cekcok dilerai pihak keamanan kompleks perumahan BDN.

Namun, HG membuntuti ambulans itu sampai ke area parkir rumah sakit, sebelum membawa masalah ini ke kepolisian.

Meski demikian, H membantah bahwa dia membuntuti sampai ke rumah sakit karena masih kesal dengan sopir ambulans. Menurut dia, masalahnya dengan sopir ambulans sudah clear.

Namun, terdapat salah seorang pesepeda motor yang mengompor-ngompori untuk mengeroyok dirinya.

"Gebukin aja nih orang," kata H menirukan perkataan pesepeda motor tersebut.

Ketika itu, ia coba untuk menyelesaikan permasalahan pada saat itu juga dan menanyakan apa maksud pemotor tersebut berkata seperti itu.

Namun, lanjutnya, tiga pemotor tadi justru kabur meninggalkannya bersama warga yang saat itu berkumpul.

"Ada salah satu ibu-ibu bilang 'bapak ini yang ditabrak sama ambulans'. Simpel saja, kalau posisi saya salah, saya langsung digebukin sama masyarakat sekitar," kata H.

Karena merasa jengkel, H coba mengejar pengendara sepeda motor yang berujar akan mengeroyoknya tadi. Dia mengaku tidak lagi mengejar mobil ambulans seperti apa yang diungkapkan dalam unggahan viral di media sosial.

"Masalah saya masih sama pemotor tadi. Saya kejar dia sampai RS Mitra Keluarga. Saya gak ada masalah sama ambulans, urusan saya sama pemotor tadi, bahasanya itu loh 'gebukin saya'," ungkap dia.

Sesampainya di Rumah Sakit Mitra Keluarga, H mengaku tak pernah bersinggungan dengan ambulans.

"Saya udah paham itu ambulans ada orang sakit di dalamnya," jelas dia

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/13/15510541/bantah-klaim-polisi-sopir-ambulans-mengaku-belum-damai-dengan-pegawai

Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke