Salin Artikel

Data Kasus Covid-19 Pemkot Bekasi Beda Jauh dengan Pemprov Jabar, Ini Penjelasannya

Data dari situs website Pemprov Jabar https://pikobar.jabarprov.go.id/, jumlah kumulatif terkonfirmasi Covid-19 mencapai 703 orang sampai dengan 21 Juli 2020.

Sebanyak 420 di antaranya berstatus kasus aktif. Sedangkan pasien sembuh sebanyak 251 dan angka kematian Covid-19 sebanyak 32.

Sementara, data dari situs corona.bekasikota.go.id, jumlah kumulatif terkonfirmasi kasus Covid-19 ada di angka 491 hingga 21 Juli 2020.

Dari 491 jumlah kumulatif terkonfirmasi, ada 12 kasus aktif. Sedangkan pasien Covid-19 yang sembuh sebanyak 451 orang dan angka kematian ada 32 orang.

Dari kedua data tersebut, kasus aktif Covid-19 antara data Pemkot dengan Pemprov selisih hingga 402 kasus.

Data Pemprov jauh lebih banyak kasus aktifnya yaitu sebanyak 420 kasus dibanding data Pemkot yaitu 12 kasus aktif.

Selain itu, perbedaan juga terlihat di data kasus positif yang sembuh. Pasien sembuh menurut data Pemprov ada 251 kasus lebih banyak dibanding Pemkot yang saat ini ada 443 kasus sembuh.

Penjelasan Pemkot Bekasi dan Pemprov Jabar

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengklaim datanya tak pernah hingga lebih dari 600 positif Covid-19.

“Kalau dia (Pemprov Jabar) itu ngentri datanya di sana. Waktunya di sana, jadi antara kota sama Pemprov berbeda. Kan kasus kita tidak pernah di atas 600? Kamu percaya sama siapa, Pemprov apa saya?” ujar Rahmat sambil berbicara ke wartawan, Selasa (21/7/2020).

Sementara, Juru Bicara Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengakui ada yang belum sinkron antara data Covid-19 dari Pemprov dan Pemkot.

Hal itu terjadi karena basis data yang digunakan antara Pemprov dengan Pemkot berbeda.

Berli mengatakan, data Covid-19 yang digunakan adalah hasil penghitungan akhir rekapan data dari jumlah kasus yang dilaporkan Pemerintah Pusat dan Pemkot Bekasi.

“Belum clean data Pemprov dan Pemkot Bekasi. Pertama karena basis datanya beda, Pemprov hasil Laboratorium yang sudah diumumkan oleh pusat sehingga ada disclaimer tertunda 2 hingga 3 hari,” kata Berli.

Bahkan, diprediksi beberapa hari ke depan data itu akan bertambah banyak lantaran ada perpindahan data pasien Covid-19 dari mereka warga Bekasi yang periksa dan dirawat di Jakarta.

Sementara, kalau data yang disajikan oleh Pemkot Bekasi adalah hasil rekap dari laboratorium yang datanya dilaporkan ke Pemkot Bekasi.

“Pemkot Bekasi mah diambil dari data harian. Baik hasil laboratorium yang ada di Kota Bekasi maupun di tempat lain yang memeriksa sampel dari warga Kota Bekasi. Kalau bulan sih sama,” ucap dia.

Ia mengatakan, data yang disajikan Pemkot Bekasi itu secara real time. Sementara, Pemprov harus melalui Litbangkes pusat terlebih dahulu.

Namun, ia menyampaikan data dari Pemprov maupun Pemkot Bekasi sama-sama valid.

“Berasal dari Pemkot, hanya beda prosesnya sebelum diumumkan. Kalau Pemkot langsung diumumkan jadi lebih real-time. Sementara pemprov hasil verifikasi pusat (Litbangkes) yang diumumkan Jubir Nasional,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/22/09525881/data-kasus-covid-19-pemkot-bekasi-beda-jauh-dengan-pemprov-jabar-ini

Terkini Lainnya

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke