KEPULAUAN SERIBU, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Djoko Rianto Budi menyebut belum ada binatang yang terdampak pencemaran di perairan Pulau Pari.
Adapun, perairan Pulau Pari mendadak tercemar oleh adanya gumpalan minyak yang diduga berasal dari tengah laut.
"Sampai saat ini belum ada dijumpai kasus ikan atau hewan laut yang mati terkait dengan cemaran minyak tersebut," kata Djoko melalui pesan singkat, Rabu (13/8/2020).
Djoko juga menyebut, sejauh ini warga sekitar Pulau Pari masih beraktivitas seperti biasa sejak ditemukannya gumpalan minyak pada Selasa kemarin.
"Sampai saat ini belum mengganggu aktivitas warga secara langsung," ucap Djoko.
Sejauh ini, Sudin LH, warga, dan Pertamina fokus membersihkan sisa gumpalan yang berada di pinggir pantai Pulau Pari.
Pembersihan dilakukan kurang lebih selama tiga hari dengan fokus di tiga wilayah baik bagian tengah, barat, dan timur dan juga melakukan penyisiran Pulau Pari dan Pulau Lancang.
Adapun petugas yang membersihkan gumpalan minyak terdiri dari 10 orang Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), 22 orang Sudin LH Kabupaten Kep. Seribu, serta 10 petugas PPSU.
Sejak Selasa hingga kini sudah ada 490 kantong berisi gumpalan minyak, dengan berat masing-masing kantong berkisar 15 kilogram hingga 20 kilogram.
Dugaan sementara, gumpalan minyak berasal dari kapal yang melintas di sekitar perairan Pulau Pari.
Pihak Sudin LH pun sudah bekerja sama dengan Pertamina guna meneliti kandungan dalam gumpalan minyak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/12/22401471/pemprov-dki-belum-temukan-hewan-laut-yang-terdampak-pencemaran-di-pulau