Salin Artikel

Kerinduan Idris Si Manusia Patung, Kenang Ramainya HUT RI di Kota Tua Sebelum Pandemi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang hari hari ulang tahun ke-75 Republik Indonesia, biasanya museum dan tempat bersejarah lainnya dipenuhi oleh pengunjung.

Salah satu lokasi yang ramai dikunjungi adalah kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Namun karena pandemi Covid-19, suasana ramai hilir mudik pengunjung tidak ada lagi.

Begitulah yang dirasakan Idris yang bekerja sebagai seniman manusia patung di Taman Fatahillah.

"Iya (taman tutup), walaupun dibuka khusus museum saja, untuk area taman Fatahillah masih belum boleh buat beraktivitas," kata Idris melalui sambungan telepon, Jumat (14/8/2020).

Idris pun merasa sedih karena tidak bisa tampil di taman Fatahillah tahun ini.

Tidak ingin berlarut dalam kesedihan, Idris membagikan cerita dan mengingat kembali momen kemeriahaan jelang hari kemerdekaan di Fatahillah tahun lalu.

Idris bercerita ia rindu memasang umbul-umbul dan bendera bersama komunitas dan pekerja seni lainnya.

"Jadi kalau di Kota Tua momen 17 Agustus saya dua minggu sebelum kemerdekaan pasang umbul-umbul dan bendera Merah Putih sepanjang Taman Fatahillah yang mengelilingi kawasan wisata Kota Tua, itu pasti tuh jadi kangen masang umbul-umbul," terang Idris.

Pemasangan umbul-umbul dan bendera juga dilakukan atas inisiatif para pekerja seni, bukan hanya manusia patung saja.

"Teman-teman inisiatif jadi instruksi dari kepala UPT kawasan Kota Tua menjelang Hari Kemerdekaan seeluruh komunitas ikut berkontribusi untuk menyediakan bendera Merah Putih dan umbul-umbul untuk nandain itu satu kangen masangnya," kata Idris.

Mulai dari pagar-pagar hingga dinding bangunan Belanda ditandai untuk dipasang bendera.

Suasana Kota Tua setelah pemasangan bendera pun lebih semarak dan meriah.

Selain rindu akan pemasangan bendera, Idris juga rindu ramainya pengunjung Kota Tua.

Ia menyebut biasanya tiga hari jelang tanggal 17 Agustus tiap tahunnya Kota Tua selalu ramai, terutama anak-anak sekolah yang melakukan study tour.

Idris kangen berinteraksi dengan anak-anak sekolah yang penasaran terhadap manusia patung.

"Kedua saya kangen ketika jelang 17 Agustus saya kangen bertanya kepada anak-anak biasanya mulai tanggal 15,16 itu saya biasa bertanya pada anak-anak yang datang ketika ingin berfoto sama saya jadi rombongan anak sekolah ada," ucap Idris.

Pertanyaan yang ditanyakan Idris pun tidak sulit, anak-anak hanya diminta membaca penggalan Teks Proklamasi.

Bila berhasil menebak, Idris akan memberi kejutan semisal berganti gaya atau berpindah tempat.

"Jadi saya berinteraksi supaya ingatkan kepada anak-anak soal Teks Proklamasi itu kangen saya pertanyakan itu kepada anak-anak," ucap Idris.

Kini Idris hanya bisa berharap keadaan cepat pulih, agar Ia bisa kembali tampil dan menghibur para pengunjung di Kota Tua.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/15/06000071/kerinduan-idris-si-manusia-patung-kenang-ramainya-hut-ri-di-kota-tua

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke