Salin Artikel

Upaya Sanggar Lenong Betawi Bertahan walau Tanpa Pemasukan

Sesekali Beryl mengisap rokok di tangan kirinya sambil memperhatikan dialog anak-anak dan para pemuda itu. Mereka berdialog dengan logat Betawi yang kental.  

 “Eh penonton...,” teriak seorang pemeran pria berpeci hitam dan bersabuk khas pemuda Betawi.

“Oy,” jawab para penonton yang duduk bersila di ubin teras.

Beryl mengemban tugas sebagai pemimpin sanggar Wong Condet beranggota 35 orang yang terdiri dari anak muda dan orang tua.

Setiap Kamis dan Minggu sore mereka berkumpul untuk latihan. Namun selama pandemi  Covid-19, Beryl dan para anak didiknya tak lagi mencicipi megahnya panggung pentas.

Sejak Covid-19 merebak Maret lalu, sanggarnya sudah tak menyelenggarakan pentas lagi karena ada larangan orang berkumpul selama pandemi.

 “Kami terakhir tampil bulan Januari di Monas, acara Indonesia Bersatu. Sampai sekarang belum tampil lagi,” kata dia di Rumah Kreatif Condet, Jakarta Timur, Kami (27/8/2020) kemarin.

Beryl dan anak buahnya biasanya tampil lima kali setahun. Kadang tampil di panggung kesenian, tak jarang di hotel-hotel.

Penghasilan mereka terbilang lumayan. Sekali tampil bisa meraup bayaran Rp 15 juta.

“Nanti itu dibagi rata ke semua yang main. Misalkan ada 15 orang yang ikut, ya dibagi rata,” kata pria bernama asli Muhammad Subur Pranata itu.

Walau sudah tidak tampil berbulan-bulan, para pemain lenong tidak kehilangan semangat. Dari awal wabah Covid-19 merebak sampai sekarang ini, mereka  tetap latihan seperti biasa, tentunya dengan meggunakan masker dan menaati protokol kesehatan.

Saat latihan, pakaian para pemain pun lengkap bak sedang tampil. Semangat begitu membara walaupun mereka sadar tak ada pemasukan yang diperoleh.

Terkadang untuk sekedar mencari tempat latihan saja mereka kesusahan. Beryl harus minta tolong ke sana–sini demi dapat tempat agar anak didiknya bisa berlatih.

 “Kendala kami tempat, karena kami pindah-pindah. Biasanya di gedung Seni Karawitan yang punya Dinas Pariwisata di jalan Balai Rakyat sana. Kadang-kadang di sana boleh kadang-kadang enggak boleh,” ujar dia.

Belum lagi biaya operasional latihan yang tak bisa dihindari. Beryl terpaksa menggunakan sisa uang khas sanggar untuk biaya latihan. Tak jarang, para pemain lenong urunan demi menutupi biaya operasional latihan.

 “Ya kadang kami kumpulin Rp 10.000 atau berapa, pokoknya seihklasnya, terserah mereka mau bayar berapa,” kata dia.

 Kenapa tetap berlatih padahal tak ada pemasukan?

“Saya pikir mereka kangen yah dan mungkin  mereka sudah cinta dengan tradisi lenong sendiri. Karena anggota-anggota saya enggak dari sini saja, ada yang dari Bogor, dari Tanggerang,”  jawab Beryl.

Banyak anggotanya terinspirasi oleh para pelawak  sukses di layar kaca. Mereka melihat beberapa sosok sukses yang mengawali karirnya di sanggar lenong. Motivasi itulah yang menjaga api semangat para pemain untuk terus berlatih.

Kini motivasi semakin meningkat lantaran rencana akan tampil di Festival Teater Jakarta pada November mendatang. Pentas itu akan jadi penantian panjang para pemain Lenong setelah hampir satu tahun puasa tampil.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/28/09070411/upaya-sanggar-lenong-betawi-bertahan-walau-tanpa-pemasukan

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke