Balapan liar itu diperkirakan terjadi di wilayah Pademangan perbatasan antara Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
"Kalau dari pengakuan korban katanya tadi malam (Sabtu), ngakunya kan kita sebentar aja tanya dia masih dalam kondisi sakit kan ngakunya nonton trek-trekan atau kebut-kebutan," kata Djarwoko saat dihubungi, Senin (31/8/2020).
Setelah menonton balapan, JHP berniat pulang ke rumah di kawasan Tugu Utara, Koja dengan mengendarai sepeda motornya.
Di tengah perjalanan, JHP dihadapkan dengan situasi tawuran.
Di situlah diduga JHP tertembak, ia mengeluh karena bagian perutnya sakit.
Saat dilihat ternyata perut bagian kanan sudah berdarah.
"Terus ada yang tawuran dari tawuran berniat untuk pulang karena enggak mau ikut tawuran. Pas lagi jalan dia merasa perutnya ada yang berdarah-darah," kata Djarwoko.
Melihat perutnya berdarah, JHP langsung menuju ke RS Satya Negara, Sunter guna mendapat perawatan medis.
Sementara itu, kakak korban, Petrus S mengatakan adiknya ketika itu baru selesai menonton balap dan ingin pulang.
"Dia bawa motor sendiri kondisi sudah berdarah lah katanya dia nonton balap ya pas pulang dari nonton dia kejebak situasi ada yang tawuran dia tertembaklah seperti itu kira-kira," kata Petrus dalam siaran KompasTV.
Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus yang menimpa JHP.
Sembari mengumpulkan bukti-bukti yang ada, polisi menuggu JHP agar pulih dan bisa menceritakan kronologis secara lengkap.
Diberitakan sebelumnya, JHP menjadi korban peluru di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (30/8/2020) dini hari.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono.
"Itu adalah peluru nyasar, sekarang masih dipastikan TKP-nya Jakarta Pusat atau Jakarta Utara. (Pelaku) dalam penyelidikan," kata Widhanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/31/13122771/polisi-duga-satpam-korban-peluru-nyasar-tertembak-saat-hindari-tawuran