Salin Artikel

Persatuan Perawat Ingatkan Pemkot Bekasi untuk Tak Remehkan OTG Covid-19

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bekasi, Mulyono minta Pemerintah tak sepelekan pasien orang tanpa gejala (OTG).

Sebab saat ini pasien OTG makin meningkat dibanding pasien dengan komorbid. Data per 15 September, ada 118 pasien Covid-19 yang aktif.

Menurut Mulyono, orang tanpa gejala kondisinya bisa tiba-tiba memburuk bahkan mengalami happy hypoxia atau berkurangnya saturasi oksigen dalam darah.

“Tidak bisa dianggap remeh. Karena memang Covid-19 ini merusak paru-paru yang mengolah oksigen. Oksigen padahal kebutuhan dasar untuk manusia hidup,” ujar Mulyono saat dihubungi, Rabu (17/9/2020).

Ia mengatakan, kondisi happy hypoxia ini bisa menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia meski awalnya berstatus OTG.

"Bisa saja yang tadinya dia asyik makan, lalu berbincang-bincang. Besoknya dia kondisinya memburuk karena ini (happy hypoxia), ini sudah ada sejak Maret,” ucap dia.

Tingkat kematian tinggi akibat ICU menipis

Apalagi saat ini ketersediaan ruang Intensive Care Unit (ICU) menipis di sejumlah rumah sakit swasta rujukan Bekasi. Kondisi ini menambah tingkat kematian pasien Covid-19.

Adapun kapasitas ketersediaan tempat tidur rawat inap ruang ICU di 42 rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bekasi telah terisi 48 dari 57 tempat tidur isolasi. Dengan demikian, kini tempat tidur di ruang ICU rumah sakit hanya tersisa 9.

“Jadi ini korelasinya. Risiko kematian akan tinggi, kemungkinan besar meninggal karena Covid-19,” tambah Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi Eko Nugroho.

Meski saat ini kondisi ruang ICU menipis, namun tak ada lagi harapan untuk menambah ruangan tersebut.

Hal itu lantaran keterbatasan biaya yang harus dikeluarkan jika menyiapkan alat-alat untuk kebutuhan ruang ICU.

Eko pun berharap pasien Covid-19 bisa ditekan dengan setiap kebijakan yang diambil Pemkot Bekasi.

Ia juga minta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Kalau tidak seimbang hulu dan hilir. Kita akan sibuk terus mengatasi penanganan di hilir (rumah sakit, pemakaman). Padahal hilir sudah tidak tertampung, makanya dari dulu harusnya di rem (aktivitas masyarakat),” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/17/05312891/persatuan-perawat-ingatkan-pemkot-bekasi-untuk-tak-remehkan-otg-covid-19

Terkini Lainnya

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke