William berujar, hal ini dilakukan karena belajar dari banjir pada tahun 2019 maupun banjir awal tahun 2020.
PT MRT Jakarta tak ingin banjir berdampak kepada stasiun, terutama stasiun bawah tanah.
"Kita melakukan upaya pencegahan banjir sebagaimana kita tahu hujan mulai melanda Jakarta, sehingga minggu-minggu ini kita melajukan upaya untuk mitigasi atau pencegahan kita belajar tahun lalu," ucap William dalam diskusi virtual, Rabu (30/9/2020).
Ia mencontohkan, di Stasiun Senayan terutama di daerah Ratu Plaza terdapat mainhole (lubang drainase) yang harus ditutup karena berpotensi mengalirkan air ke stasiun dan menyebabkan banjir.
Kemudian, PT MRT Jakarta juga memasang saluran penahan air di sekitar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kita buat sodetan dari arah Polda Metro sehingga air yang mengalir di trotoar bisa dialirkan ke daerah yang lebih rendah. Lalu kita buat tanggul penahan dan rem disabilitas supaya air dari Sudirman dapat kita hambat," jelasnya.
Selain Stasiun Senayan, kawasan stasiun lainnya yang pada musim penghujan awal tahun 2020 terancam banjir juga turut dimodifikasi.
Misalnya, di Stasiun Istora Mandiri diberi pembatas berupa dinding tambahan di antara Jalan Jendral Sudirman dan trotoar yang dekat dengan pintu masuk stasiun.
"Kalau anda lihat posisi Jalan Sudirman lebih tinggi dari stasiun, lalu komposisinya stasiun cukup rendah dan ada posisi elevasi jalan maka air dari jalan itu melimpas ke Stasiun MRT khususnya yang posisinya ada di dekat Gedung Polda dan dekat Bursa Efek. Maka dari itu kita menambah dinding penahan air limpasan," tutur William.
Sementara Stasiun Bundaran HI dan Dukuh Atas bagian bawah tanahnya telah diberi proteksi di pintu masuk.
"Jadi di banjir saat ini, MRT Jakarta siap mengantisipasi," tambahnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/30/17165671/antisipasi-banjir-pt-mrt-jakarta-pasang-dinding-tambahan-hingga-buat