JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebut ada mobil pemasok makanan hingga bom molotov saat kerusuhan aksi unjuk rasa tolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan sejumlah orang yang ditahan saat terjadi kerusuhan.
"Ada mobil yang antarkan makanan ke kelompok mereka. Kemudian batu sampai bom molotov," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Sabtu (10/10/2020).
Yusri menegaskan, saat ini polisi masih mendalami untuk mengetahui pihak yang membantu pedemo untuk melakukan kericuhan tersebut.
Polisi pun telah memeriksa sejumlah saksi, serta mengumpulkan rekaman CCTV dan video pendek yang beredar saat kerusuhan itu terjadi.
"Ini masih kita kumpulkan semuanya untuk mencari aktor yang di balik kelompok ini," katanya.
Aksi unjuk rasa menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja terjadi di beberapa lokasi di Jakarta, Kamis.
Awalnya, aksi tersebut berjalan tertib dengan menyampaikan asipirasi yang dikeluhkan dari pengesahan UU Cipta Kerja.
Namun, beberapa waktu kemudian massa mulai terlibat kericuhan. Mereka merusak perkantoran dan membakar sejumlah fasilitas umum.
Setidaknya ada 18 pos polisi yang dirusak dan dibakar massa dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Selain itu, ada 23 orang petugas kepolisian yang menjadi korban luka serius maupun ringan akibat bentrok dengan massa.
Data terakhir, ada empat orang anggota kepolisian yang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/10/15310541/polisi-ada-mobil-antarkan-makanan-batu-hingga-bom-molotov-ke-pedemo-uu