Pandemi ini membuat perubahan dalam kehidupan manusia. Sejak pandemi, masyarakat lebih sering beraktivitas di rumah.
Akhirnya, banyak yang mencoba mencari kegiatan baru agar tetap menghasilkan "cuan" meskipun di rumah.
Salah satunya adalah Ryana Aryadita Umasugi, salah satu pekerja di salah satu perusahaan kawasan Jakarta yang memilih terjun ke bisnis kuliner.
Selama bekerja di rumah, awalnya ia hanya menjalani aktivitas rutin yang menurutnya semakin lama semakin membosankan. Mulai dari membersihkan rumah, bekerja, makan, lalu tidur. Hal itu terus ia lakukan secara berulang-ulang.
Ia kemudian mulai mencari aktivitas baru yang bisa membuang rasa bosannya selama bekerja di rumah. Dita, sapaan akrabnya, memulainya dengan memasak.
Dia memang hobi masak sejak dulu. Bahkan dia memang kerap memasak untuk keluarganya di rumah.
Karena menurut keluarga masakannya sangat enak, dia pun rajin bereksperimen mencari resep-resep baru yang tak pernah dia buat sebelumnya.
"Awal-awal eksperimen berbagai macam resep. Akhirnya buat deh coba-coba buat risol, nah kata keluarga aku sih enak," ujar Dita kepada Kompas.com, Jumat (9/10/2020).
Dia pun memberanikan diri mengirim risol buatannya ke teman-teman untuk dicicipi.
Ternyata, respons dari teman-teman dan keluarganya sangat baik, Hal ini membuat Dita berpikir untuk mulai menjual masakannya.
Bisnis sampingan hasilkan cuan
Dia pun mulai merintis usaha sampingannya dengan metode pre order (PO) sepekan dua kali.
Pasalnya Dita masih harus bekerja dan memenuhi targetnya di hari-hari biasa.
"Ya sudah akhirnya risol yang dijual, terus ternyata itu dapat respons positif dari jualan ini. Akhirnya aku jadi open PO dua kali seminggu," kata Dita.
Dia mengatakan awalnya, risolnya sangat laku di kalangan teman-temannya. Bahkan, sekali membuka pre order, dia mendapat pesanan 50 hingga 60.
Akhirnya, dia pun menambah varian risolnya. Misalnya, risol isi mayo dan ayam per box dijual dengan harga Rp 40.000. Kemudian, risol isi sosis dan mayo dijual seharga Rp 35.000 per boks dengan isi 10.
Sementara, pompom dijual dengan harga Rp 25.000 isi 15 dan pisang cokelatnya isi 5 dijual dengan harga Rp 25.000.
Dari jualannya ini, ia akhirnya mendapat penghasilan tambahan. Dita kini menggencarkan pemasaran untuk bisnis kuliner yang dibuatnya.
Dia sering mem-posting menu jualannya itu lewat Instagram @cot.kitchen maupun whatsapp ponselnya dan berharap seluruh teman di kontak ponselnya dan sosmednya melirik dan membeli jualannya.
Pemasaran itu nyatanya mendapat respons baik dari teman-temannya. Dia awal penjualannya, ia berhasil mendapat keuntungan Rp 200.000 hingga Rp 300.000.
Namun, belakangan ini pendapatannya menurun menjadi Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per sekali pesanan karena diakuinya pemasaran di sosial media dan whatsapp masih kurang rutin.
"Ya lumayan buat uang simpanan hasil bisnis ini. Emang sih pemasarannya jadi PR, makanya yang beli teman-teman deket semua gitu," kata dia.
Meski tak menekuni bisnisnya tiap hari, namun ia merasakan kesenangan sendiri ketika masakannya disukai banyak orang.
Ia pun menjadi terpacu untuk terus menjalani bisnis kuliner ini.
"Tetapi jujur suka banget bisnis gini, apalagi kalalu ada yag respons positif, kalau ada yang biang cemilannya enak, itu makin bikin senang aja gitu jalanin bisnis," kata dia.
Dia juga berharap bisnis kulinernya ini bisa berjalan panjang.
"Berharapnya bisa panjang jualannya, banyak dibeli dan dikenal orang usaha camilannya. Amin," tutur dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/10/17075191/cerita-dita-cari-cuan-tambahan-dari-hobi-masak-di-tengah-pandemi-covid-19
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.