Pasalnya, kerumunan aksi unjuk rasa tanpa penerapan protokol kesehatan terjadi di sejumlah lokasi.
"(Lonjakan kasus) itu diketahui setelah seminggu sejak demo. Kita lihat kalau terjadi lonjakan, mungkin karena demo," ujar Rahmat kepada wartawan di Bekasi, Senin (12/10/2020).
Rahmat mengatakan, lonjakan penularan kasus Covid-19 belum bisa terlihat dalam waktu dekat. Terjadi lonjakan atau tidak akan terlihat pada sepekan hingga dua pekan ke depan.
"Seminggu atau 10 harilah baru ketahuan masa inkubasinya," kata Rahmat.
Sebelumnya, Polres Metro Bekasi Kota melakukan rapid test terhadap 116 pelajar yang diamankan saat unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Bekasi, Kamis (8/10/2020).
Hasilnya, dua orang di antaranya menunjukkan hasil reaktif. Wijonarko mengatakan, keduanya langsung menjalankan swab test, Jumat lalu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya juga mengungkapkan kekhawatiran yang sama.
Anies memberi contoh, kasus libur panjang yang berimbas terhadap lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta pada September lalu.
Data pemerintah, 12 hari pertama bulan September menyumbang 25 persen dari total kasus aktif positif Covid-19 di Ibu Kota.
"Karena kalau kami perhatikan lonjakan yang terjadi awal September kemarin tidak terlepas dari libur panjang Agustus lalu," kata dia.
Sebanyak 14 orang demonstran dalam unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja pada Kamis, disebut positif Covid-19.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, 14 orang tersebut berasal dari 1.192 demonstran yang diamankan Polda Metro Jaya.
"Ada sekitar 14 orang lebih yang positif kena Covid-19, tadi malam dicek dan sudah diteruskan untuk ditangani oleh pihak kesehatan," kata Riza.
Riza menambahkan, 14 orang itu terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Selanjutnya, Pemprov DKI akan melakukan penelusuran (tracing) untuk menindaklanjuti hasil tes yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/12/15500411/wali-kota-bekasi-jika-ada-lonjakan-kasus-covid-19-mungkin-karena-demo-uu