Salin Artikel

Kala Kericuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja Sisakan Kekhawatiran Pekerja Kantoran

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang demo penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja masih terjadi di sejumlah tempat.

Seperti halnya yang dilakukan sejumlah organisasi masyarakat di kawasan Bundaran Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (13/10/2020).

Demonstrasi yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB itu awalnya berjalan damai. Namun, sekitar pukul 15.30 WIB massa mulai melakukan aksi anarkistis.

Bentrokan dengan petugas gabungan TNI-Polri yang mengawal jalannya aksi demonstrasi pun tak terhindarkan. Kondisi ini pun membuat khawatir masyarakat, khususnya mereka yang berkantor di kawasan Jakarta Pusat.

Lemparan batu dibalas tembakan gas air mata

Kericuhan saat aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta Kerja bermula ketika sejumlah orang melakukan provokasi dengan melempar batu ke arah polisi sekitar pukul 15.30 WIB.

Aksi anarkistis itu berlangsung sekitar lima menit. Lalu berhenti setelah petugas dan sebagian massa aksi saling mengingatkan untuk tidak terprovokasi.

Namun, aksi serupa kembali terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Akhirnya, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa yang sudah mulai tidak kondusif.

Massa kemudian berpencar setelah polisi memukul mundur pedemo dari titik aksi di Bundaran. Sebagian orang bergerak ke Jalan MH Thamrin mengarah Semanggi dan juga ke arah Jalan Budi Kemuliaan menuju Tanah Abang.

Bentrokan terjadi di sejumlah titik, usai massa aksi demonstrasi tolak Undang-Undang terpencar dan tidak lagi terpusat di kawasan Patung Kuda.

Situasi mulai kondusif pada malam hari

Situasi di Jalan MH Thamrin, Budi Kemuliaan hingga Abdul Muis, Jakarta Pusat mulai kondusif selepas Magrib.

Sejumlah jalan yang ditutup sementara akibat bentrokan yang terjadi antara petugas dengan massa pedemo tolak Undang-Undang Cipta Kerja sudah mulai dibuka kembali.

Dari pantauan Kompas.com, sekitar pukul 18.15 WIB kendaraan roda dua maupun roda empat dari arah Jalan Sudirman sudah bisa melintas ke arah Monas.

Begitu pula kendaraan yang bergerak dari arah Monas menuju Jalan Sudirman.

Selain itu Jalan Budi Kemuliaan mengarah ke Jalan Kebon Sirih dan sebaliknya juga sudah bisa dilintasi kendaraan.

Kendati demikian, petugas gabungan TNI-Polri masih tetap berjaga di sejumlah lokasi tersebut hingga malam hari untuk mengantisipasi kembalinya kerumunan massa pedemo ke lokasi.

Pekerja kantoran khawatir pulang ke rumah

Sejumlah pekerja di wilayah Jakarta Pusat mengaku khawatir untuk pulang ke rumah, imbas kericuhan saat aksi demonstrasi tolak Undang-Undang Cipta Kerja Selasa Sore.

Para pekerja cemas akan terjadi bentrok susulan ataupun berpapasan dengan massa pedemo yang ricuh saat perjalanan dari kantor menuju ke rumahnya.

Seperti yang dirasakan oleh Desy (27) seorang karyawan swasta di kawasan Jakarta Pusat. Dia mengaku khawatir pulang karena mendengar kabar masih ada kericuhan di kawasan Jatibaru, Tanah Abang.

Pasalnya, Desy kerap melewati sejumlah kawasan tersebut saat pulang kerja menuju ke rumahnya.

"Soalnya ini baca berita di Jatibaru lagi ada bakar bakar demo. Saya tunggu dulu aja, pantau berita, pantau Google Maps," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/10/2020).

Dihubungi secara terpisah, Tanti (24) karyawan di kawasan Jakarta Pusat juga mengaku belum berani kembali ke rumah, walaupun pekerjaannya di kantornya sudah selesai.

Dia mengaku khawatir terjadi bentrokan susulan antara pedemo dengan petugas TNI-Polri saat perjalanan pulang ke rumahnya di Jakarta Selatan.

"Aku takut kena gas air mata," ujarnya.

Dia pun terus memantau informasi di media sosial apakah situasi sudah benar-benar kondusif pascademontrasi yang berujung ricuh.

"Tadi kan Thamrin sempat ramai tuh massanya ke sana. Jadi sekarang masih mastiin situasi dulu, sebelum pulang. Di berita sih sudah mulai kondusif," pungkasnya.

Polisi sebut ada provokasi kelompok Anarko

Ketika massa aksi tak lagi berada di kawasan Patung Kuda, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana bersama Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman meninjau lokasi demonstrasi.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, kericuhan yang terjadi saat aksi demonstrasi tersebut disebabkan provokasi yang dilakukan kelompok Anarko.

Menjelang berakhirnya aksi demonstrasi, kata Nana, terdapat provokasi yang dilakukan oleh kelompok Anarko di tengah-tengah massa pedemo tolak UU Cipta Kerja agar melakukan tindakan anarkistis.

"Anak-anak anarko inilah yang bermain. Ada sekira 600-an mereka, melakukan upaya provokasi," ujar Nana kepada wartawan di kawasan Jalan Raya Thamrin, Selasa (13/10/2020)..

Menurut Nana, terdapat lebih kurang 6.000 orang di kawasan Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang menjadi pusat aksi unjuk rasa.

Sebanyak 4.000 orang di antaranya merupakan massa aksi yang mengatasnamakan Anak NKRI. Sementara 2.000 lainnya merupakan massa cair.

"Massa cair itu masyarakat yang menonton, mahasiswa dan ada pelajar. Ini ada yang STM yang kami sebut Anarko," ungkapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/14/08521181/kala-kericuhan-demo-tolak-uu-cipta-kerja-sisakan-kekhawatiran-pekerja

Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke